JOHN WICK: CHAPTER 3 PARABELLUM - ACTION NON STOP BEROKTAN TINGGI YANG SADIS DAN BRUTAL


Franchise film John Wick bukanlah film yang meraih box office tinggi dalam peredaran dua film perdananya. Tercatat film John Wick pertama meraih $88 juta di seluruh dunia, sementara John Wick: Chapter 2 mencapai $171 juta. Namun dengan bujet dibawah 50 juta dollar untuk kedua film tidak mengherankan jika sekuelnya kembali diproduksi.

Kembali memakai jasa Chad Stahelski (John Wick 1 & 2) dan menambah amunisi para pembunuh bayaran yang diperankan aktor sekaligus juga ahli bela diri seperti Mark Dacascos serta dua aktor laga kebanggan Indonesia Yayan Ruhian dan Cecep Arif Rahman. Film ketiga yang berjudul John Wick: Chapter 3 - Parabellum ini menggebrak ranah film bergenre action hollywood dan akan mulai tayang mulai tanggal 15 Mei 2019 di bioskop jaringan XXI di seluruh Indonesia.



SINOPSIS
Melanjutkan langsung dari akhir film keduanya, film ini langsung tancap gas melanjutkan kisah John Wick (Keanu Reeves) yang mencoba kabur dari kejaran para pembunuh bayaran yang mengincar nyawanya menjelang diumumkannya harga $14 juta sebagai hadiah dari High Table, pimpinan organisasi dunia kriminal di dunia bagi hitman pembunuh John. Bersusah payah menghindari kejaran di perpustakaan, istal kuda, dan museum membuat John Wick kewalahan dan meminta bantuan pihak yang berjanji membantunya dari masa lalu John.

Perjalanan menghindari buruan pun berlanjut ke pertemuan John dengan Sofia (Halle Berry) yang mempunyai hutang budi kepada John. Terikat dengan hutang budi tersebut, Sofia pun membantu John untuk mencari petunjuk demi menemui dan merundingkan nasibnya dengan pimpinan High Table.

Alih-alih selamat, sakleknya aturan dari High Table membuat langkah John tidak mudah untuk menyelamatkan diri. Akibatnya John yang telah melibatkan para member High Table seperti pemilik Hotel Continental, Winston (Ian McShane) dan pimpinan para informan gelandangan, Bowery (Laurence Fishburne) makin terpojok saat Trio Pembunuh Bayaran Asia (Dacascos, Ruhian & Rahman) memburu John bersamaan dengan para tentara milik High Table.


 ULASAN
Aaawww... !!!Ughhh...!!! Issshh..!!! adalah beberapa reaksi saya saat menyaksikan film ini. Berbagai adegan brutal tembakan yang memuncratkan darah dan suara patah tulang saling bergantian sepanjang durasi. Film ini benar-benar non stop action, tanpa basa-basi menggunakan dialog yang banyak. Standar baru film action yang ditetapkan oleh dua film The Raid tampak jelas mempengaruhi film ini.

Penuh dengan adegan perkelahian tangan kosong, perkelahian dengan pisau dan pistol jarak dekat, banting-membanting, plus kejar-kejaran dan perkelahian di atas motor serta di atas kuda. Sungguh lengkap memakai set up latar kota New York dan Casablanca yang sepertinya disyuting di studio demi menghemat bujet.

Sutradara Chad Stahelski makin memantapkan tajinya sebagai sutradara film action jempolan. Dengan latar belakang kisah mitologi dunia kelam pembunuh bayaran yang unik dipadu drama latar kisah John Wick sejak film pertama, Stahelski seakan mempunyai medium yang luar biasa luas dengan universe dunia pembunuh bayaran ini.


Penulis naskah dengan mudahnya memasukkan berbagai karakter pembunuh bayaran dari berbagai level untuk menjadi lawan tangguh bagi John Wick. Meskipun sedikit bermasalah dengan mitologi dan konsistensi High Table, serta klimaks film yang dipermudah dan agak dipaksakan membuat sisi naskah menjadi bagian yang cukup mengganggu.

Hal lainnya yang juga mengganggu adalah respek yang berlebihan kepada John Wick sehingga beberapa pertarungan dengan Dacascos, Yayan dan Cecep terlihat seperti tidak organik dan terasa banyak yang ditahan-tahan. Respek Stahelski pada kedua aktor beladiri Indonesia juga sedikit banyak mempengaruhi hasil akhir film.

Sisi akting, Mark Dacascos (The Crying Freeman, Ony The Strong) jadi paling menonjol berkat karakter eksentriknya. Dua aktor Indonesia, Yayan Ruhian (The Raid 1&2, Beyond Skyline) dan Cecep Arif Rahman (The Raid 2, Juara) juga tampil baik dan di satu kesempatan menggunakan beberapa kalimat bahasa Indonesia yang akan sangat menghebohkan penonton Indonesia nantinya. Apalagi perkelahian John dengan karakter Kang Yayan dan Kang Cecep pun ditutup dengan amat sangat memuaskan.



Keanu Reeves sendiri di usianya yang ke-54 tahun masih terlihat bugar melakoni adegan perkelahian nyaris tanpa henti di hampir 75% durasi film. Kondisi fisiknya sangat menunjang adegan aksi gemilang dan keren. Karakter The Adjudicator milik Asia Kate Dillon juga cukup baik mendukung keseluruhan film dan mengimbangi akting menawan para aktor veteran Ian McShane dan Laurence Fishburne.

FINAL VERDICT
Aksi perkelahian dan baku tembak nyaris tanpa henti, energi beroktan tinggi, adegan-adegan sadis, brutal dan menegangkan mewarnai film berdurasi 130 menit ini. Dengan rating 17+ atau khusus dewasa tanpa terasa adanya sensor menjadikan John Wick film yang sangat sayang untuk dilewatkan saat tayang di bioskop. Penonton akan bersorak, berteriak dan bergidik melihat berbagai adegan action film yang nampaknya akan dilanjutkan ke seri 4 apabila kembali meraih kesuksesan di tangga box office.

Rating: 4 dari 5 bintang

John Wick: Chapter 3 - Parabellum | Dir: Chad Stahelski | Script: Derek Kolstad, Shay Hatten, Chris Collins, Marc Abrams | Cast: Keanu Reeves, Ian McShane, Asia Kate Dillon, Laurence Fishburne, Mark Dacascos, Yayan Ruhian, Cecep Arif Rahman

Komentar

Postingan populer dari blog ini

GITA CINTA DARI SMA (2023) – ADAPTASI PROGRESIF DARI ROMAN REMAJA TERHALANG RESTU

JOY RIDE (2023) – PETUALANGAN SERU, KOCAK & LIAR 4 CEWEK ASIA

BEAUTIFUL DISASTER - FILM ROMAN DEWASA YANG RENYAH & MENGHANYUTKAN