Ada Apa Dengan Cinta 2
Dir. Riri Riza
Genre : Romance, Drama
Genre : Romance, Drama
Setelah 14 tahun, akhirnya kisah Romeo & Juliet citarasa lokal ini dilanjutkan. Setelah beratus purnama kalo menurut bahasa di film ini. Cheesy? Yep. klise? Iya juga. Tapi itulah yang menyenangkan di film ini.
Film pertamanya mampu menjadi sebuah pendobrak film roman remaja di awal 2000-an. Segala tren diciptakan berbarengan dengan rilisnya film ini, dan nampaknya film keduanya ini pun mampu menghasilkan tren-tren baru.
Kisahnya tidak rumit dan saya sedikit tersenyum dengan kesamaan situasi Rangga dan Cinta dengan situasi yang dihadapi Rangga dan Ibunya. Keterkaitan yang sangat baik di dalam penulisan cerita.
Rangga pulang ke Indonesia setelah ratusan purnama di New York untuk menemui ibunya yang sakit dan mulai pikun di Jogja. 9 tahun sebelumnya Rangga sudah memutuskan hubungan dengan Cinta tanpa penjelasan. Sementara Cinta yang masih menyimpan sakit hati memutuskan untuk bertunangan dengan Trian.
Sebuah kejadian yang dialami Carmen mengumpulkan "Geng Mading" yang terdiri dari Cinta, Milly, Maura dan Carmen untuk berlibur di Jogja.
Jogjakarta pun jadi saksi kisah Rangga & Cinta selanjutnya.
Film ini harus saya akui bukan yang saya nantikan. Jarak 14 tahun adalah jarak yang terlalu lama dan gak make sense buat saya. Namun patut diakui secara kreatif para penulis di film ini patut diacungi jempol.
Semua berjalan lancar di film ini, mulai dari berkumpulnya Geng Mading, peer pressure Rangga untuk segera punya pasangan, Liburan ke Jogja-nya Geng Mading, motivasi Rangga pulang ke Indonesia, sampai pada ke pertemuan dan perjalanan Rangga dan Cinta di Jogja. Semua mengalir baik, runut, dan menyenangkan.
Sayangnya setelah adegan pemicu konflik di akhir pertemuan semuanya jadi terkesan buru-buru. Terlihat dari pemilihan lokasi adegan akhir yang.. Sayang sekali kurang enak dilihat. Di luar itu kekurangan lainnya adalah nampak kakunya Dian Sastro memerankan 14 years older of Cinta di beberapa dialog dan gestur, tapi ini justru bikin imut.. (She's always is.. ). Penempatan mesem-mesem Cinta saat udah berdamai dengan Rangga juga sedikit terlalu cepat, agak dikasih waktu lagi mungkin lebih baik. Serta satu lagi, film ini berasa kepanjangan. Ada beberapa montage perjalanan yang bisa di cut menurut saya.
Kelebihannya adalah segala hal berbau seni yang jadi trademark AADC ditampilkan sempurna disini untuk membalut indah filmnya. Memang beberapa hanya sekedar background, setting. Tapi, adegan hand puppet yang sangat mencuri perhatian dan bikin saya sedih dan pedih. Bikin saya dan istri saya ingin berkunjung ke sana.
Itu beberapa poin yang saya perhatikan di film ini. Secara keseluruhan film ini sangat bagus dan tentu saja monumental. Mengobati kerinduan saya akan karya Riri Riza setelah Sang Pemimpi yang sampai kini membekas dalam hati saya.
Untuk Miles, semoga sukses meraih banyak penonton, setelah "agak gagal" di Pendekar Tongkat Emas. Sehingga bisa menghasilkan karya yang lebih baik lagi ke depannya.
Rate: 4 out of 5 Stars
Komentar
Posting Komentar