REVIEW FILM MUDIK (2020) - CERITA TENTANG MENGATASI KECEWA, MELUPAKAN DAN KEMBALI PULANG

Kehadiran Mola Tv di ranah tayangan film dan serial daring di Indonesia memiliki efek positif dengan kehadiran film Mudik. Film produksi Relate Films dan Lifelike Pictures yang disutradarai Adriyanto Dewo dan dibintangi Putri Ayudya, Ibnu Jamil, Asmara Abigail dan Yoga Pratama ini menandakan film Indonesia pertama yang tayang perdana dan khusus di Mola Tv setelah mengalami penundaan tayang di bioskop karena pandemi. Langkah ini menunjukkan komitmen Mola Tv untuk ikut memberikan sumbangsih bagi perkembangan industri film Indonesia.

Film berdurasi 93 menit yang bergenre drama dengan elemen road movie ini mengangkat tema yang dekat dengan keseharian  masyarakat Indonesia setiap tahunnya, yaitu Mudik, yang sekaligus menjadi judul film ini. Mencoba mengambil unsur-unsur mudik seperti perjalanan darat dari Jakarta - Jogjakarta, kemacetan yang terjadi di perjalanan H-2 lebaran, pemandangan-pemandangan umum pemudik dengan motor, sampai kecelakaan yang kerap terjadi di kala mudik, film Mudik mencoba memadukannya dengan drama tragedi yang memiliki bumbu-bumbu konflik sosial dan rumah tangga


Sinopsis

Aida (Putri Ayudya) dan Firman (Ibnu Jamil) adalah pasangan suami istri yang berencana mudik di tengah pertengkaran rumah tangga yang sedang mereka hadapi. Sebuah kejadian yang diakibatkan oleh tindakan emosional dan ceroboh membuat mereka harus berurusan dengan Santi (Asmara Abigail) dan keluarga sampai ke sebagian besar warga kampungnya.

Urusan makin pelik manakala Agus (Yoga Pratama) kerabat Santi makin memanas-manasi konflik yang ada di antara mereka. Usaha Firman dan Aida mengatasi masalah ternyata tidak mudah. Masalah yang berlarut-larut itu malah membuka kisah yang terpendam di kampung itu dan membuat Aida dan Santi mengambil keputusan drastis yang mengubah nasib mereka.


Review

Adriyanto Dewo yang bertindak sebagai penulis naskah sekaligus sutradara film Mudik terlihat semakin dewasa dalam mengarahkan film keduanya setelah Tabula Rasa ini. Film yang syutingnya dilakukan sejak 2019 lalu ini memiliki kualitas gambar yang apik dan tone yang menawan. Film terlihat mampu menangkap suasana perkampungan di daerah Jawa Tengah dengan cantik tanpa melebih-lebihkan tone warna. 


Dari sisi naskah, film mengalir dengan kalem di awal yang kemudian meningkat di akhir act I saat Aida dan Firman mengalami masalah. Penyelesaian konflik di act 2 berlangsung alot dan diwarnai dengan perdebatan yang menjadi ajang menunjukkan karakter asli dari para tokoh utama. Sayangnya di akhir paruh film perubahan keputusan karakter Santi tidak digarap dengan mulus. Penulis tidak merasakan turning point yang dieskalasikan dengan baik, meskipun patut dipahami mengapa keputusan tersebut harus ia ambil.

Puncak film yang membuka berbagai konflik yang selama durasi film disimpan rapat cukup mampu meningkatkan emosi. Chemistry Putri Ayudya dan Ibnu Jamil terasa kuat saat mereka berkonflik dan berusaha menyelesaikan masalah di antara mereka berdua. Karakter Aida yang menjadi protagonis pun makin kelihatan kekurangannya. Pun begitu, akhir film mampu memberikan kesimpulan yang baik menganalogikan keputusan yang mereka ambil yang menutup perjalanan spiritual berkedok perjalanan mudik ke kampung halaman ini. 

Tidak ada satu pun karakter yang sempurna dalam film ini, tetapi para aktor dalam film ini nyari sempurna dalam memainkan karakter mereka. Putri Ayudya (Kafir, Kenapa Harus Bule?) ciamik dalam perannya yang mellow, memendam emosi dan cenderung menghindar dari konflik. Sementara, Ibnu Jamil (Hari Ini Pasti Menang, Guru-Guru Gokil) bersinar dengan sikapnya yang ceplas-ceplos dan penuh emosi, berkebalikan dengan Aida, Firman selalu ingin buru-buru menyelesaikan masalah.


Sementara itu Asmara Abigail (Perempuan Tanah Jahanam, #MoveOnAja) makin menunjukkan tajinya sebagai salah satu aktris penuh potensi. Santi miliknya mampu dengan baik ditampilkan ndeso, nrimo dan jadi tipikal wanita desa yang pasrah menerima nasibnya. Pengembangan karakter Santi dalam film juga digambarkan dengan baik oleh aktor yang akrab disapa dengan nama Abi ini. Di luar ketiganya yang memiliki screentime terbanyak, Yoga Pratama (3 Doa 3 Cinta, Marlina si Pembunuh Dalam Empat Babak) juga menjadi karakter pencuri perhatian dengan peran pria ndeso berkeinginan kuat walaupun bermuka dua. 

Para pemain pendukung dan figuran adalah yang menjadi kekurangan dalam film ini. Kehadiran mereka di konflik di kampung beberapa kali kurang meyakinkan dari sisi delivery dialog dan ekspresi saat berdialog. Salah satu yang menonjol adalah peran nenek dalam film ini.


Kesimpulan  

Kombinasi pengarahan apik, cerita yang cukup memikat dan akting menawan menjadikan film Mudik sebagai film yang memberi angin segar bagi industri film Indonesia yang tengah mengalami kesulitan di masa pandemi Covid-19 ini. 

Jadi tunggu apa lagi, nikmati perjalanan film ini dengan menyaksikan film Mudik mulai 28 Agustus 2020 hanya di Mola Tv.

My Rate: 4 out of 5 stars

Mudik | 93 minutes | Dir & Script: Adriyanto Dewo | Cast: Putri Ayudya, Ibnu Jamil, Asmara Abigail, Yoga Pratama | Genre: Drama | Prod: Relate Films | Distributor: Lifelike Pictures  

Komentar

Postingan populer dari blog ini

LONGLEGS (2024) – HOROR THRILLER DISTURBING BIKIN MERINDING SEBADAN-BADAN

THE EXORCISM (2024) – KISAH PENGUSIRAN SETAN YANG BERBEDA TAPI TAK KALAH NGERI

GITA CINTA DARI SMA (2023) – ADAPTASI PROGRESIF DARI ROMAN REMAJA TERHALANG RESTU