BED REST (2022) – HOROR MENCEKAM PENUH TEROR DAN MISTERIUS
Melihat karier seorang Melissa Barrera sungguhlah menarik karena baru unjuk skill saat tampil di sebuah film musikal karya Lin Manuel Miranda, In The Heights di 2019 lalu dan tentu saja dua film Scream terakhir yang rilis simultan dua tahun belakangan.Gadis cantik berdarah latin ini seakan mencoba menancapkan tajinya di industri film Hollywood yang keras dengan membintangi film horor berbujet minim seperti film Bed Rest ini. Diproduseri oleh sosok di balik film Scream dan ditulis serta disutradarai oleh sutradara wanita, Lori Evans Taylor. Bed Rest juga dibintangi Guy Burnet & Eddie Inksetter. Bed Rest tayang di bioskop Indonesia mulai hari ini.
Sinopsis
Di kehamilannya yang mendekati hari
perkiraan lahir, suami isteri Julie (Melissa Barrera) dan Daniel Rivers (Guy
Burnet) pindah ke sebuah rumah bergaya klasik yang memakan waktu lama untuk
renovasinya. Di awal-awal kepindahannya, Julie mulai merasakan hal aneh saat ada
seorang anak yang memanggilnya dan menantikan kehadiran bayi di dalam perutnya. Rasa penasaran Julie membuatnya jatuh dari tangga dan diwajibkan untuk bed rest.
Daniel yang khawatir juga langsung bertindak menyewa seorang wanita paruh baya
bernama Delmy (Eddie Inksetter) untuk menemani dan melayani kebutuhan
Julie. Teror pun berhenti, namun ternyata bukan untuk selamanya. Semakin dekat
hari persalinan, teror pun muncul kembali, dan kali ini lebih intens lagi
menampilkan sosok hantu keji yang mau merebut anak Julie.
Ulasan
Melihat sinopsisnya, film Bed
Rest sebenarnya adalah sebuah film yang potensial dengan elemen rumah
tua berukuran besar & karakter ibu hamil yang diteror. Dengan set up yang
sangat ‘horor’ ini bisa dibilang kuncinya hanya di kemampuan sutradara film ini
merangkai berbagai adegan jumpscare dan menata struktur cerita agar memberikan
sajian misteri yang menarik minat penonton sepanjang durasi 90 menit film.
Lori Evans Taylor yang
menjadi sosok penulis dan sutradara Bed Rest adalah sutradara
debutan yang sebenarnya sudah malang melintang menjadi penulis naskah film Final
Destination 6 dan juga menjadi produser beberapa serial TV. Kemampuannya
dalam membangun atmosfer horor dan merancang jumpscare layak diberikan acungan
jempol, walaupun skillnya merangkai misteri layak dikritik.
Bed Rest ini
memiliki segudang momen dengan atmosfer horor yang kelam, sedikit gothic dengan
menampilkan sudut-sudut gelap rumah yang mencekam. Sebuah momen yang melibatkan
smartphone dengan vaccuum robot menjadi elemen visual yang cukup kreatif. Sayangnya
adegan itu kurang dibangun baik tensinya oleh Taylor dan tim editor. Tata suara
juga kurang membantu dalam adegan itu. Catatan lain buat tim tata suara adalah
soal adegan petir dan kilat. Ada beberapa momen menampilkan suara petir dan
guntur terlebih dahulu dibandingkan visual kilat menyambar. Terbalik.
Di luar itu beberapa momen
jumpscare yang melibatkan ‘hantu’ anak-anak cukup baik diolah menyeimbangkan
atmosfer film yang kelam. Jumpscare yang ditampilkan pun tidak berbentuk fake
jumpscare murahan menggunakan kucing, dll. Tetapi berbentuk sekelebat hantu
berlari, sosok di ruangan gelap, dll.
Dari sisi misteri yang kurang
maksimal digarap Taylor sebenarnya cukup disayangkan. Apalagi kehadiran sosok
pelayan yang misterius dan seakan mengetahui masa lalu rumah tidak dimanfaatkan.
Julie praktis mencari tahu sendiri lewat berkas-berkas dan arsip-arsip kuno
yang ia temukan di sekitar rumah. Saat semua terungkap pun tidak ada penjelasan
konkretnya soal motif para hantu berkumpul di rumah itu dan meneror Julie selain
dari alasan ingin mengambil bayi Julie. Sebenarnya motif itu sudah cukup, namun
kurangnya motif logis membuat kami sulit berempati dan merasakan koneksi pada
para hantu itu.
Dari sisi akting Melissa
Barrera sudah layak diberikan julukan scream queen baru dengan dua film Scream
plus Bed Rest ini. Julie di tangan Barrera jadi sosok yang mudah untuk
disukai dan diberikan simpati. Sementara Guy Burnet (serial Counterpart)
kurang diberikan screentime, walau di klimaks mampu memberikan range emosi yang
cukup tinggi. Justru si pelayan Delmy di tangan Eddie Inksetter (Spiral,
Serial Handmaid’s Tale) jadi karakter yang menarik. Gestur tenang dan
misteriusnya memancing rasa penasaran saya sepanjang kemunculannya.
Kesimpulan Akhir
Bed Rest memberikan
tontonan horor thriller yang mewarnai momen-momen berpuasa di Indonesia. Lewat
premis potensial dan leading lady, Melissa Barrera yang sedang naik daun akan mengobati
rasa pilu akibat ketidakhadiran film Scream 6 miliknya yang batal
(atau ditunda?) tayang di Indonesia. Mencekam, dengan atmosfer kelam dan
berbagai penampakan mengejutkan, Bed Rest layak jadi tontonan anda di weekend
ini.
Komentar
Posting Komentar