BAD GENIUS (2024) – FILM TENTANG BETAPA TEGANGNYA MENCONTEK SAAT UJIAN
Tradisi remake alias membuat ulang dalam industri film sudah banyak dilakukan di banyak negara dan seringkali dianggap sebagai kurangnya kreativitas atau jalan pintas untuk mengeruk keuntungan. Anggapan itu tidak sepenuhnya salah, tapi kami rasa tetap membutuhkan kreativitas untuk melokalkan kisah dari negara lain untuk bisa diterima di negara sendiri.
Film Bad Genius yang
jadi film box office Thailand di tahun 2017 jadi salah satu film yang di remake
oleh Hollywood dengan judul yang sama. Digarap sutradara debutan J.C. Lee
dan dibintangi Callina Liang, Taylor Hickson, Jabari Banks, Samuel Braun, Conor
Meadows dan Benedict Wong, Bad Genius tayang mulai hari ini
di bioskop Indonesia.
Sinopsis
Lynn Kang (Callina Liang),
seorang murid jenius dan teladan mendapatkan beasiswa penuh di sekolah SMA
prestisius. Dengan ambisi menjadi pianis berlawanan dengan keinginan ayahnya
Meng Kang (Benedict Wong), Lynn mulai berontak saat melihat peluang
teman-temannya yang kaya dan membutuhkan bantuan nilai yang bagus.
Alih-alih menjadi tutor, Lynn
malah merancang cara memberi contekan yang ‘kreatif’ dan menegangkan. Semua
demi uang membantu ayahnya yang hanya bekerja sebagai pemilik laundry sambil
sesekali jadi sopir online. Kebutuhan semakin meningkat, tes ujian pun paling
menantang. Lynn bersama rekannya sesama jenius, Bank (Jabari Banks) yang
membutuhkan uang pun merencanakan strategi mencontek paling fenomenal dalam
ujian S.A.T yang jauh lebih menegangkan dan mempertaruhkan masa depan.
Ulasan
Masih tertancap dalam ingatan
saat menonton film Bad Genius versi Thailand yang kala itu menggebrak
sekaligus mengenalkan genre thriller di industri film Thailand yang biasanya
dikenal lewat genre horor dan komedi saja. Dunia pendidikan yang menjadi latar
belakang pun dikorek kekurangannya di film ini, sekaligus memberi kritikan
tajam pada komersialisasi pendidikan.
Hal yang sama juga diangkat di
dalam film ini. Dimana karakter Lynn dan Bank dihadapkan pada masalah keuangan
untuk melanjutkan pendidikan, padahal mereka berdua adalah murid jenius yang
meskipun sudah mendapatkan beasiswa tapi masih membutuhkan dana untuk kebutuhan
hidup sehari-hari dan urusan imigrasi yang tak kunjung selesai.
Mahalnya biaya pendidikan banyak
terjadi di negara-negara berkembang, tapi di Amerika Serikat memang kasus
spesial dimana banyak mahasiswa yang berutang pada negara untuk mengecap kuliah
dan harus dibayar di saat sudah bekerja nanti. Istilah tuition fee jadi
yang menakutkan bagi para calon mahasiswa di sana.
Uang memang menjadi sumber utama motivasi karakternya untuk menjual jasa memberi contekan, dan film ini dengan baik menanamkan dasar itu. Sisanya adalah ketegangan proses mencontek, konflik antar karakter yang cukup menyebalkan serta merencanakan proses mencontek di tes ujian S.A.T yang dilakukan nyaris bersamaan dengan keamanan paling ketat.
Klimaks mencontek saat tes S.A.T
jadi gong film yang sangat menegangkan, melibatkan kejar-kejaran, muntah dan
interogasi yang mendebarkan jantung. Dalam hal ini, meski tidak sehebat
Thailand dalam menggunakan musik dan elemen suara, tapi Bad Genius
versi USA ini sudah menangkap esensi dan level ketegangannya.
Dari sisi akting, Callina
Liang cukup berhasil dan jadi casting yang paling berkesan. Karakter Lynn
yang ia bawakan tidak jauh berbeda dengan keunikan di senyum saat mendapatkan
ide baru untuk memberi contekan. Sisanya mungkin hanya Benedict Wong (Dr
Strange) & Jabari Banks yang menonjol. Sementara sisa casting
teman-teman Lynn seperti Grace, Chopin dan Pat diperankan oleh orang-orang tipikal
yang berperan sebagai anak SMA nakal.
Dari sisi penyutradaraan, debut J.C. Lee tidak bisa dibilang gagal. Pengalaman beliau menjadi produser di berbagai serial TV seperti How To Get Away With Murder, The Morning Show atau Love, Victor menunjukkan insting tajamnya dalam mengalirkan kisah dalam medium film. Meskipun sayangnya ia tidak berhasil membawa film lebih kental dalam genre thriller seperti film aslinya dan ‘hanya’ membuat Bad Genius versinya jadi film remaja yang seru dan menegangkan saja. Bukan hal yang jelek, tapi seakan kehilangan sisi ikonik film aslinya.
Kesimpulan Akhir
Masih dengan kisah yang sama
dengan beberapa detail yang disesuaikan, film Bad Genius versi
Amerika ini masih memberikan ketegangan saat mencontek dan tak mengendorkan intrik-intrik
dan strategi mencontek dalam event tes akbar S.A.T yang makin seru dan
menegangkan sampai menjelang akhirnya. Sebuah film thriller yang memuaskan
meski tidak sehebat film aslinya.
Bad Genius tayang
mulai hari ini, 4 Juli di bioskop Indonesia
Rudli Rating: 3 out of 5 stars
Komentar
Posting Komentar