REVIEW ONWARD (2020) – PETUALANGAN MENCARI MUKJIZAT YANG SERU DAN MENGHANGATKAN HATI
Nama besar rumah produksi animasi
Pixar milik Disney tidak diragukan lagi kapabilitasnya dalam menghasilkan film
animasi berkualitas tinggi secara teknis maupun cerita yang ramah untuk
anak-anak dan memikat untuk orang dewasa. Film-film seperti Finding Nemo, seri Toy Story, The
Incredibles, Ratatouille, Monster Inc., dan lain-lain adalah contoh paling
akurat.
Kini lewat film Onward,
Pixar kembali berusaha mempertahankan nama baiknya di tengah persaingan dari
rumah produksi animasi lain. Film Onward yang disutradarai Dan
Scanlon dan disuarakan oleh Tom
Holland dan Chris Pratt ini akan
ditayangkan di Indonesia secara terbatas mulai 29 Februari 2020 dan tayang reguler di seluruh bioskop 4 Maret 2020.
Sinopsis
Di dunia penuh dengan
makhluk-makhluk fantasi yang semakin modern dan melupakan kekuatan magis,
seorang elf remaja Ian (disuarakan Tom
Holland) tengah menghadapi krisis kepercayaan diri khas anak remaja. Hidup hanya
bersama abangnya Barley (Chris Pratt),
seorang nerd yang masih percaya pada kekuatan
sihir dan ibunya Laurel (Julia
Louis-Dreyfus), Ian terlihat kehilangan figur seorang ayah yang telah
meninggal saat Ian kecil.
Di ulang tahunnya yang ke-16, kehidupan
Ian berubah saat menerima hadiah yang disiapkan ayahnya sebelum meninggal.
Tanpa diduga, ayah Ian adalah keturunan penyihir dan menurunkannya ke Ian.
Kesempatan satu hari untuk bertemu ayahnya pun dimiliki Ian lewat sebuah mantra
dan bantuan permata phoenix yang langka. Sayangnya Ian yang baru belajar sihir
gagal di tengah mantra, padahal ayahnya baru muncul dari pinggang ke bawah
saja.
Bersama Barley dan “sebagian
tubuh ayahnya”, Ian pun bertualang mencari permata phoenix dengan tenggat waktu
24 jam saja. Semua Ian lakukan demi bisa bertemu dan melakukan hal-hal yang
belum pernah ia lakukan dengan ayahnya.
Ulasan
Tidak ada yang meragukan kualitas
tim animasi Pixar dalam tiap film
yang mereka hasilkan dari tahun ke tahun. Sebagai perusahaan animasi yang
pertama memproduksi film dengan teknologi animasi komputer di keseluruhan durasi
film pada film Toy Story (1995), teknologi
yang mereka kembangkan dari tahun ke tahun terasa sangat signifikan dan semakin
halus.
Hasilnya terlihat dalam film Onward,
yang bersetting di dunia fantasi yang penuh imajinasi. Disutradarai
oleh Dan Scanlon (Monsters University), film ini memiliki
desain karakter yang beragam dan unik, serta latar yang indah dan
berwarna-warni cantik dengan kualitas animasi yang makin terlihat sempurna,
meskipun perubahannya mungkin tidak terlihat di mata penonton awam dibanding film
Toy
Story 4 yang rilis tahun lalu.
Sisi naskah yang juga biasanya menjadi sisi yang paling menonjol dalam film-film animasi Pixar adalah yang paling menarik dibahas dalam film Onward. Naskah yang ditulis oleh Dan Scanlon sendiri bersama Jason Headley dan Keith Bunin (Horns) memiliki premis menarik tentang hubungan keluarga yang berpotensi memberikan kisah yang hangat dan penuh nilai-nilai kehidupan.
Secara umum mereka terbilang sukses
menjalankan misi tersebut, film berakhir dengan hangat dan akan sangat bisa
membuat penonton yang relate dengan
kisah film ini terharu. Sayangnya pola penceritaan di awal film hingga klimaksnya
terasa sangat terburu-buru. Kurangnya momen untuk memperdalam emosi dan
kedekatan karakter dengan penonton yang biasanya diletakkan di sela-sela adegan
aksi, menjadikan penonton terancam kurang memiliki empati pada para karakter di
film.
Hal tersebut adalah akibat dari
terlalu cepatnya pace film dari mulai
perkenalan para karakter, masalah yang dialami Ian di sekolah, Barley yang
hiperaktif, sampai akhirnya pada petualangan mereka selalu dipenuhi adegan penuh
aksi. Tidak hanya main plot Ian dan Barley, sub plot Laurel dengan karakter Manticore (Octavia Spencer) yang mencoba
menyelamatkan Ian dan Barley pun juga penuh dengan adegan aksi. Banyaknya
adegan aksi menjadikan film terasa sangat padat bahkan pada momen klimaks saat
Ian menyadari sesuatu pun terasa sangat ringkas, begitu pun adegan pertarungan
akhirnya.
Masalah utama pada naskah ini
untungnya tidak mengurangi kualitas film secara keseluruhan. Sebagai film ramah
anak yang menargetkan penonton keluarga, film Onward sukses memberikan
film animasi yang tidak hanya seru, tapi juga lucu dan menyenangkan. Banyaknya
adegan aksi dan lelucon fisik (slapstick)
akan sangat memuaskan anak-anak, tetapi tidak seperti film Pixar lainnya film ini agak sulit meraih
simpati penonton dewasa.
Dari departemen pengisi suara, Chris Pratt (The Guardians of The Galaxy, The Lego Movie) dengan karakter
Barley yang cerewet dan penuh antusiasme menjadi pengisi suara yang paling
menonjol. Tom Holland (Spider-Man Homecoming, Spies in Disguise)
pun tidak kalah, karakter Ian yang pemalu yang berkembang menjadi penuh
semangat disuarakan dengan baik oleh Holland dengan karakter suara lembut dan boyish-nya. Julia Louis-Dreyfus (serial Veep,
Enugh Said), Mel Rodriguez (Panic Room, Little Miss Sunshine), dan Octavia Spencer (The Help, Ma) juga sukses mendukung film dengan karakter suaranya
yang khas.
Onward | 102 mins. | Dir: Dan Scanlon | Script: Dan Scanlon, Jason Headley, Keith Bunin | Voice Cast: Tom Holland, Chris Pratt, Julia Lois-Dreyfus, Octavia Spencer, Mel Rodriguez | Genre: Animation, Adventure, Family | Pixar, DisneyKesimpulan Akhir
Onward adalah film animasi penuh petualangan seru, lucu dan hangat. Sangat cocok untuk anak-anak meski sedikit sulit untuk dinikmati oleh penonton dewasa. Kekurangan minor dari sisi naskah untuk menjaga pace film yang terlalu padat dengan adegan aksi tertutupi oleh kisah yang dekat dan penuh nilai kehidupan. Onward sangat direkomendasikan tidak hanya sebagai tontonan menghibur, tapi juga untuk memberikan value pada anak-anak tentang arti keluarga sesungguhnya.
My Rate: 4 out of 5 stars
Komentar
Posting Komentar