REVIEW DETECTIVE CONAN: THE SCARLET BULLET (2021) - AKSI SERU CONAN MEMECAHKAN KASUS DI KERETA BERKECEPATAN 1.000 KM/JAM

Setelah diberondong beberapa film anime dari Demon Slayer: Kimetsu No Yaiba Mugen Train, Doraemon: Stand By Me 2 sampai Violet Evergarden The Movie dan Fate/Grand Order The Movie, tidak mau ketinggalan, Detective Conan pun merilis film terbarunya, tidak tanggung-tanggung dalam jangka waktu 3 bulan ada dua rilisan film Conan yang rilis berurutan di Indonesia, Detective Conan: The Scarlet Alibi yang rilis maret lalu dan berupa perkenalan pada karakter Keluarga Akai yang akan menjadi bagian penting di dalam film Detective Conan: The Scarlet Bullet, yang rilis 16 April 2021 di Jepang setelah tertunda lebih dari setahun akibat pandemi Covid-19.

Film Detective Conan: The Scarlet Bullet yang diarahkan oleh sutradara Chika Nagaoka dan berfokus pada usaha Conan memecahkan sebuah kasus di atas kereta berkecepatan 1.000 km/jam ini direncanakan tayang di seluruh bioskop Indonesia mulai tanggal 21 April 2021. 

Sinopsis

Conan Edogawa (Minami Takayama) dihadapkan pada kasus pelik yang melibatkan para investor dari WSG, kompetisi empat tahunan para atlet olahraga dunia yang diselenggarakan di Jepang. Bersama Ran Mori (Wakana Yamazaki) dan Kogoro Mori (Rikiya Koyama) serta Ai Haibara (Megumi Hayashibara), Conan berencana memecahkan kasus penculikan tersebut di tengah acara pembukaan kereta cepat Hyper Linear Jepang terbaru yang akan menjadi kendaraan para atlet WSG. Kereta berjuluk Japanese Bullet tersebut mampu bergerak dalam kecepatan 1.000 km/jam.

Selain direpotkan oleh grup detektif cilik Genta (Wataru Takagi), Ayumi (Yukiko Iwaii) dan Mitsuhiko (Ikue Otani), Conan juga harus membagi perhatiannya pada agen FBI Shuichi Akai (Shuichi Ikeda) dengan penyamarannya Subaru Okiya turut menyelidiki di balik layar bersama rekan-rekannya. Tidak hanya FBI, keluarga Akai yang menyamar, Masumi Sera (Noriko Hidaka) dan sang ibu Mary Sera (Atsuko Tanaka) yang tidak mengetahui keberadaan Shuichi rupanya memiliki keterkaitan dengan kasus ini dan ikut meramaikan juga semakin membuat Conan pusing. Padahal kasus penculikan dan ancaman sabotase kereta yang mengancam banyak nyawa pun sudah sangat memusingkan bagi Conan.

Ulasan

Sejak pertama dirilis di tahun 1994 di Shonen Sunday edisi kelima, serial manga Detektif Conan sudah merilis banyak adaptasi filmnya yang biasanya diangkat dari kasus-kasus terpisah dari serial manga dan serial tv-nya. Tercatat sudah ada 24 film lepas Detective Conan dengan rekor yang paling mencengangkan adalah Detective Conan: The Fist of Blue Shappire yang menjadi film terlaris di Jepang tahun 2019, mengalahkan Avengers: Endgame.   

Kini, masih diarahkan oleh sutradara yang sama dari film The Fist of Blue Sapphire, Chika Nagaoka, film Detective Conan: The Scarlet Bullet diharapkan mampu menyamai atau melebihi kesuksesan film sebelumnya. Kebetulan, film Conan terakhir yang penulis tonton adalah The Zero Enforcer yang penulis sempat kritik dari sisi tempo penceritaan dan kualitas kasusnya yang kurang menegangkan. Kini, The Scarlet Bullet memperbaiki itu semua. 

Film berdurasi 110 menit ini memiliki tempo yang cepat dan terjaga. Naskah yang ditulis oleh Takeharu Sakurai mengeliminasi kesulitan yang lazim dalam film yang memiliki segudang karakter seperti dalam film ini dengan memanfaatkan tempo dan pembagian plot yang seimbang. Bagian grup detektif cilik dan plot Chukichi Haneda si jago Shogi jadi yang paling minim dan berfungsi sebagai pemantik tawa dan pereda ketegangan. Sementara plot Conan dengan para agen FBI dan keluarga Akai serta Ran, Ai dan Kogoro di Shinkansen menjadi plot utama yang seru dan menegangkan.

Misteri kasus yang ada di film ini juga diceritakan dengan baik dan disingkap dengan apik. Walaupun harus lebih berkonsentrasi banyak akibat melimpahnya karakter-karakter yang dimunculkan dan intrik-intrik keluarga Akai dan aksi agen FBI sedikit mendistraksi, tapi penulis rasa masih terhitung ringan dan dapat diikuti dengan mudah.

Secara teknis juga film ini memiliki keunggulan jauh dari The Zero Enforcer, kualitas penyuntingan jadi yang paling penulis perhatikan dan apresiasi. Beberapa kali transisi adegan dibuat sedemikian rupa dengan mulus dan berseni tinggi, utamanya dalam beberapa kali transisi dengan adegan flashback. Dalam sebuah film anime, penulis rasa sisipan-sisipan transisi dengan gaya lukisan/gambar yang berbeda dari keseluruhan film adalah sebuah hal yang patut diapresiasi lebih.

Satu lagi yang patut diberi kredit lebih adalah tata musik dari Katsuo Ohno yang dominan bergaya progresive dengan sentuhan jazz, terutama lagu ending yang memakai lagu dari band ternama Jepang, Tokyo Incidents berjudul The Scarlet Alibi yang memiliki nada seperti film-film spy dicampur dengan elemen progressive jazz yang kental dan berteknik tinggi. 

Dengan keunggulan-keunggulan di atas, film Detective Conan: The Scarlet Bullet resmi menjadi salah satu film anime favorit penulis yang membuat penulis menantikan film-film Detective Conan selanjutnya nanti.

Kesimpulan Akhir

Film Detective Conan: The Scarlet Bullet memiliki plot kasus yang seru serta menegangkan sejak menit pertama. Meskipun memiliki segudang karakter, tetapi pembagian plotnya terasa seimbang dan tidak mengganggu plot utama. Kecermatan sang penulis naskah Takeharu Sakurai dan kemampuan Tomoka Nagaoka dalam menerjemahkan naskah dan mengeksekusi film yang juga memiliki teknis tinggi dari sisi penyuntingan dan pemilihan lagu tema ini. Detective Conan: The Scarlet Bullet menjadi salah satu film anime favorit yang pernah penulis tonton.

Film Detective Conan: The Scarlet Bullet akan rilis di seluruh bioskop Indonesia mulai tanggal 21 April 2021. 

PS: Jangan lewatkan dua adegan setelah after credit dan di ujung film ya...     


My Rate: 4/5 stars


Detective Conan: The Scarlet Bullet | 110 mins | Dir: Chika Nagaoka | Script: Takeharu Sakurai | Voice Cast: Minami Takayama, Wakana Yamazaki, Rikiya Koyama, Megumi Hayashibara | Genre: Anime, Mystery, Action

Komentar

Postingan populer dari blog ini

LONGLEGS (2024) – HOROR THRILLER DISTURBING BIKIN MERINDING SEBADAN-BADAN

THE EXORCISM (2024) – KISAH PENGUSIRAN SETAN YANG BERBEDA TAPI TAK KALAH NGERI

GITA CINTA DARI SMA (2023) – ADAPTASI PROGRESIF DARI ROMAN REMAJA TERHALANG RESTU