GUY RITCHIE’S THE COVENANT (2023) – DI TENGAH KECAMUK PERANG, KAWAN JADI SAUDARA
Sepak terjang Guy Ritchie di industri perfilman dunia dimulai dari film-film berbujet kecil di tanah kelahirannya, Inggris lewat film Lock, Stock & Two Smoking Barrells & Snatch. Kini setelah mulai memiliki nama besar dengan film blockbuster yang ia sutradarai dalam film Aladdin dan Sherlock Holmes, Ritchie kembali ke akarnya memproduksi film-film dengan skala lebih kecil dan sederhana berjudul The Covenant dengan gaya dan signature-nya, brotherhood.
Dibintangi Jake Gylenhaal, Alexander
Ludwig, Jonny Lee Miller, Emily Beecham, Anthony Starr dan aktor asal timur
tengah, Dar Rahim, film bertajuk lengkap Guy Ritchie’s The
Covenant tayang di bioskop Indonesia mulai 19 April 2023.
Sinopsis
Memimpin pasukan khusus pelacak
bom dan senjata berat Taliban saat bertugas di Afganistah, Sersan John Kinley
(Jake Gyllenhaal) menghadapi sebuah kenyataan pahit saat satu anak buah dan
penerjemahnya tewas akibat ledakan bom Taliban. Hadirnya
penerjemah baru bernama Ahmed (Dar Rahim) pun membawa angin segar ke dalam tim
Kinley.
Berkah street smart yang
dimiliki Ahmed plus kedekatannya dengan dunia kriminal di Afganistan membuat
Ahmed jadi aset berharga di tim Kinley. Sebuah tragedi yang menimpa Kinley dan
timnya pun membuat Kinley berutang besar pada Ahmed, yang membuatnya jadi
buronan utama Taliban. Dan kini, saatnya bagi Kinley membalas utang budi kepada
Ahmed.
Ulasan
Datang dengan ekspektasi tinggi
melihat Guy Ritchie menyutradarai film perang, kami sedikit berasumsi bahwa
film Guy Ritchie’s The Covenant ini akan banyak berkutat di sisi
psikologis para tentara yang mengalami PTSD (Post Traumatic Stress Disorder),
ternyata terpenuhi bahkan melebihi saat film berdurasi 2 jam 3 menit ini membicarakan
soal respek, utang budi dan hubungan persaudaraan yang tercipta di sepanjang durasi
film.
Naskah film yang ditulis
keroyokan antara Ritchie, Ivan Atkinson dan Marn Davies yang
juga menulis The Gentlemen dan Wrath of Man, membuka film dengan
mengenalkan kita pada Kinley dan timnya. Sebuah tragedi yang menewaskan satu anak
buah dan penerjemah tim Kinley membawa kita berkenalan pada sosok Ahmed. Paruh
awal film pun menunjukkan sepak terjang Ahmed yang ternyata sangat berguna bagi
pasukan Kinley, bahkan mampu menyelamatkan nyawa Kinley.
Film berjalan tiga perempat film
saat cerita bergerak ke usaha Kinley membayar utang budinya kepada Ahmed. Ritchie
dengan cerdik memainkan emosi penonton sampai ke level berharap Ahmed selamat
dari kejaran Taliban lewat bantuan Kinley. Setelah di awal penonton melihat
love and hate relationship antara Kinley & Ahmed, lalu di babak dua
bagaimana Ahmed meraih simpati, klimaksnya penonton akan diberikan momen respek
pada kedua karakter utama ini. Sebuah film brotherhood yang sangat baik
menggambarkan hubungan persaudaraan yang timbul dari sebuah tragedi perang.
Ritchie menggarap teknis film dengan penuh kecermatan. Afganistan digambarkan sangat mengerikan dengan medan jalan yang sulit, ancaman para anggota Taliban yang kerap muncul di mana-mana, main bunuh sana-sini, sukses bikin kami bersyukur hidup di Indonesia yang aman, damai dan sentosa.Momen-momen adu senjata juga digarap baik oleh Ritchie, tanpa efek berlebih, letusan peluru dan ledakan yang terlihat nyata serta kematian-kematian yang di luar dugaan. Bisa dibilang Guy Ritchie’s The Covenant ini adalah film antiperang yang cukup efektif menggambarkan kekejaman perang.
Akhir kata, tontonlah Guy
Ritchie’s The Covenant jika kau ingin melihat film perang yang tidak
biasa, melainkan film perang yang sepanjang durasinya membangun relasi
persaudaraan yang bereskalasi baik sampai pada klimaks yang membuat penonton
berharap kedua karakter utama bisa bersatu lagi dan saling menepati ikatan
janji mereka.
Guy Ritchie’s The Covenant tayang
di bioskop Indonesia mulai hari ini, 19 April 2023.
Rating: 4,5/5 Stars
Komentar
Posting Komentar