THE EXORCISM (2024) – KISAH PENGUSIRAN SETAN YANG BERBEDA TAPI TAK KALAH NGERI
Setelah tampil sebagai pastor vatikan kepercayaan Paus dalam kisah yang diangkat dari kisah nyata, The Pope’s Exorcist, Russel Crowe sepertinya ketagihan main film sejenis dan seperti yang tampak di posternya, akan kembali memerankan karakter pastor dalam fim berjudul mirip, The Exorcism.
Joshua John Miller menjadi
sutradara bekerjasama dengan salah satu produser handal di genre horor/thriller,
Kevin Williamson (Scream, I Know What You Did Last Summer, The Faculty).
Dibintangi juga oleh Ryan Simpkins, David Hyed Pierce, Chloe Bailey dan
Adam Goldberg yang menemani aktor pemengan Oscar, Russel Crowe, film The
Exorcism tayang mulai hari ini di bioskop.
Sinopsis
Kepulangan sang anak remaja Lee
(Ryan Simpkins) yang kabur setelah beberapa lama membuat sang ayah, Tony
(Russel Crowe) merasa harus memperbaiki diri dari kecanduan alkohol yang lama
menggerogoti dan menghancurkan karier aktornya.
Sebuah peran sebagai pastor di
sebuah film horor pun menjadi titik balik Tony memperbaiki hubungan dengan Lee.
Dengan latar belakang sebagai Putra Altar, Tony merasa peran sebagai pastor ini
adalah sebuah peran menantang, hingga suatu saat, ada sosok iblis yang ternyata
mengincar jiwa Tony dan orang-orang di sekitarnya. Iblis kejam yang hidup dan memakan
kelamnya kehidupan masa lalu Tony.
Review
Penulis rasa akan banyak yang
terkecoh dengan karakter Tony milik Crowe. Digadang-gadang dan dipamerkan memakai
kostum pastor dan mengulang peran dari film sebelumnya, ternyata Crowe justru
memerankan seorang aktor dengan masa lalu kelam dan problematik serta dianggap
habis kariernya.
Latar belakang film yang
menggunakan produksi sebuah film bertajuk Georgetown juga jadi bagian
mengejutkan, membuat film terasa meta dalam rangka menyindir film-film horor
berbalut pengusiran setan. Setting di sebuah bangunan set rumah dalam studio
film serta apartemen tua tempat Tony tinggal jadi dua tempat dimana teror iblis
terjadi.
Teror demi teror yang muncul
memang kebanyakan tidak ada yang baru, namun teror saat syuting yang melibatkan
adegan fisik yang dilakukan Russel Crowe terlihat sangat disturbing dan
mengerikan. Sayangnya untuk menuju teror tersebut, penonton diberikan waktu
lama, hingga setengah jam awal kita diperkenalkan dengan para karakter,
disertai drama psikologis dan struggle yang dihadapi Tony.
Iya, dibandingkan horor yang murni, film The Exorcism ini
cenderung mengusung sub genre drama psikologis karena state of mind Tony yang
berada dalam tekanan harus berakting bagus, memperbaiki kecanduannya serta
memperbaiki hubungan dengan sang putri.
Dari sisi directing, Miller tidak
menawarkan hal baru, namun sebuah sekuens yang menampilkan Tony yang kesurupan
di set lokasi film menunjukkan potenisi Miller sebagai sutradara horor yang
layak diperhitungkan di masa depan. Pun dengan kualitas akting fisik Crowe yang
membuat adegan kesurupannya sedemikian mengerikan. Kemampuan Miller menangkap
sudut-sudut gelap juga layak diberikan apresiasi, beberapa kali muncul
jumpscare dari sudut gelap rumah.
Naskah yang ditulis Miller dengan
partner menulisnya M.A. Fortin (The Final Girls) memang lebih kuat di
drama dibanding horornya, namun memiliki beberapa momen jumpscare yang minim
namun didukung tata suara yang mengagetkan.
Kesimpulan Akhir
The Exorcism menawarkan
film pengusiran setan yang sedikit berbeda dan sedikit menipu dengan karakter
utama dalam poster memakai kostum pastor, namun ternyata memberi kejutan
karakter. Kuat dalam drama psikologis hubungan ayah dan anak, tapi juga cukup mencekam
sebagai horor. Didukung juga akting hebat Russel Crowe sang pemenang Oscar.
Saksikan The Exorcism
yang tayang di bioskop Indonesia mulai hari ini.
Komentar
Posting Komentar