WE LIVE IN TIME (2024) – ROMAN PENUH LIKA-LIKU DENGAN CHEMISTRY KELAS SATU
Andrew Garfield dan Florence Pugh adalah dua aktor ternama asal Inggris yang memiliki jaminan kualitas akting terbaik di setiap penampilannya. Kini keduanya disatukan sebagai pasangan dalam sebuah film drama roman dalam struktur penceritaan unik di tangan sutradara John Crowley (Brooklyn, series Modern Love) berjudul We Live In Time.
We Live In Time tayang
di bioskop Indonesia mulai hari ini, Kamis, 22 November 2024.
Sinopsis
Kisah cinta dan hubungan tidak selalu
mulus dijalani Tobias (Andrew Garfield), sampai ia bertemu dengan
seorang koki yang sangat kompetitif bernama Almut (Florence Pugh). Perkenalan
singkat yang bermula dari tragedi langsung menjadi sebuah hubungan asmara penuh
gelora di pertemuan kedua.
Hubungan pun berlanjut,
perjalanan kisah cinta dua manusia yang penuh lika-liku dan suka-duka ini pun
dihadapkan pada sebuah kenyataan, kanker ovarium yang membuat Almut &
Tobias harus memilih untuk mengangkat seluruh rahim Almut atau hanya membuang
sel kankernya demi memiliki anak. Pilihan sulit yang memiliki konsekuensi sulit,
namun besarnya cinta dan kesetiaan membuat konsekuensi itu tak berarti bagi
Almut dan Tobias.
Ulasan
Menonton We Live in Time
laksana menonton potret dari sebuah hubungan sepasang manusia dari sebuah album
foto yang tidak terorganisir lini waktunya. Mungkin akan sedikit membingungkan,
tapi fragmen demi fragmen kisahnya diceritakan dengan emosi yang terjaga serta
memberikan informasi secukupnya sesuai dengan kebutuhan cerita.
Entah apakah naskah yang ditulis Nick
Payne (The Last Letter From Your Lover, series Wanderlust) memiliki
struktur demikian, atau justru lini waktu yang acak ini direka sang empunya
film di ruang editing. Jelas ini adalah suatu upaya pembeda dan penyegaran
untuk genre drama roman yang kerap dianggap genre ringan dan mudah dilahap
penonton.
Memang betul kalo dikatakan
eksekusi filmnya tidak rumit secara teknis, namun beberapa adegan mampu menancap
di otak dengan eksekusi serta pengendalian emosi baik dari para cast dan kru.
Adegan melahirkan adalah salah satunya. Dalam film ini kami ikut merasakan nyerinya
melahirkan saat menonton adegan saat Almut melahirkan. Sebuah sekuens adegan
luar biasa!
Dalam sekuens melahirkan tersebut, nampak juga akting dan chemistry hebat dari dua pemeran utama, Florence Pugh dan Andrew Garfield. Keduanya memainkan tokoh mereka dengan gemilang di film ini. Emosi yang terjaga kontinuitasnya, range akting luas dari keduanya dimana penonton bisa ikut merasakan hangatnya saat keduanya mesra, atau justru amarahnya saat mereka bertengkar. Hebat!
Mungkin bagi penikmat film drama
romantis, We Live in Time tidak terlalu membuai dengan kisah yang manis dan
bahagia, tetapi kedekatannya dengan kehidupan nyata membuat film ini terasa
relevan dan sambung rasa dengan kami penonton yang seusia atau di fase yang
sama dengan Tobias & Almut. Tontonlah dan nikmati pertunjukan akting kelas
satu dari Andrew Garfield & Florence Pugh.
Kesimpulan Akhir
We Live in Time adalah
drama romantis dengan pola penceritaan unik dengan kesan sama usai menontonnya,
menghangatkan hati, menentramkan jiwa sekaligus memupuk rasa bahwa kehidupan
akan baik-baik saja, meski tragedi menimpa. Dipimpin duet akting hebat dari
Garfield dan Pugh, serta sutradara John Crowley yang fasih di genrenya, film We
Live in Time akan jadi tontonan pas untukmu, kekasihmu atau teman
dekatmu.
We live in Time
tayang di bioskop mulai hari ini.
My Rating: 4 out of 5 Stars
Komentar
Posting Komentar