THE SHADOW’S EDGE (2025) – PERPADUAN ASYIK ACTION TECH DENGAN MARTIAL ART
Dalam sejarahnya yang terbilang baru, film-film martial art dari Tiongkok sejak era kembalinya Hongkong ke Tiongkok terjadi penurunan produksi jumlah filmnya dibandingkan sebelum era 1997. Tidak banyak lagi kita temui film-film martial art dengan pendekatan practical effects, digantikan dengan film-film dengan CGI melimpah. Hal ini mengakibatkan beberapa aktornya macam Jackie Chan dan Jet Li hijrah ke Hollywood.
Kini setelah beberapa kali main
di film martial art dengan elemen tech action yang terasa hambar dalam
bercerita, Jackie Chan berduet kembali dengan sutradara Ride On, Larry Yang dalam
film The Shadow’s Edge. Hasilnya adalah sebuah film berintensitas tinggi penuh
aksi didukung adu akting luar biasa dari Jackie Chan dan Tony Leung Ka-Fai.
The Shadow’s Edge tayang
di bioskop mulai Rabu, 20 Agustus 2025.
SINOPSIS
Kegagalan tim polisi menangkap
para perampok canggih pimpinan The Shadow (Tony Leung Ka-Fai) di Macau
berujung pada kembalinya pensiunan Wong Tak-chung (Jackie Chan) untuk
kembali memburu Shadow. Perpaduan teknologi A.I. canggih dan insting pemburu Wong
membuat kinerja polisi semakin dekat untuk membongkar kedok Shadow dkk.
Menangkap Shadow bukan hal yang
mudah karena Shadow memiliki 4 pemuda anak buah yang pandai berkelahi dan satu pemuda
ahli teknologi, Xi Meng (Ci Sha). Sementara Wong yang tangguh harus
membentuk tim buser dari orang-orang baru termasuk anak dari mantan partnernya,
Qiuguo (Zhang Zifeng). Aksi anjing vs kucing pun terus berlangsung
sengit diiringi tipu daya, pengkhianatan dan aksi laga seru hingga akhir durasi
penuh kejutan.
ULASAN
Tepuk tangan membahana sesaat
setelah film usai di kala special screening film The Shadow’s Edge jumat
lalu di Agora XXI. Sebuah wujud dari kepuasan penonton pada film aksi laga
dengan sentuhan tech thriller yang mengesankan dalam The Shadow’s Edge. Plot
yang cepat dengan alur sulit ditebak berjalan dalam durasi 2 jam 21 menit yang mengaduk-aduk
emosi. Seru, menegangkan, menakjubkan, mengagetkan dan mengharukan, campur aduk
rasanya.
Pujian patut disematkan pada
sutradara/penulis naskah Larry Yang (Ride On) yang cerdas meramu
plot perburuan polisi vs penjahat yang lazim, jadi sebuah perjalanan penuh
emosi baik dari pihak protagonis maupun antagonisnya. Dimensi yang diberikan pada
karakter Shadow dan ‘anak-anaknya’ memberikan kesempatan buat penonton untuk
memahami karakter Shadow yang cerdik dan pandai berkelit.
Tony Leung Ka-Fai (Cold
War, Election) memberikan suguhan akting berkelas sebagai Shadow di film
ini. Di usia senjanya, Leung tidak hanya mampu memberikan akting primanya,
tetapi juga masih sanggup beradegan tarung yang cukup intens dan terlihat
meyakinkan. Meski ada gurat-guratan tua dan lelah di wajah namun karakter
Shadow yang mematikan mampu ia bawa sepanjang film.
Untuk Jackie Chan (Police Story, Rush Hour) sendiri tak usah ditanya. Sang legenda masih sangat mampu beradegan laga lengkap dengan selipan humor kung fu ala Jackie Chan. Satu per satu lawan tarung yang masih berusia muda dihadapi dengan koreografi tarung jempolan dan keras. Pujian juga layak diberikan kepada aktris bertubuh mungil Zhang Zifeng (Aftershock, Go Brother!) yang tidak mau kalah menyuguhkan berbagai pertarungan dengan memanfaatkan kelincahan tubuhnya.
Sementara dari barisan aktor muda, Ci Sha (Promise of Decades) jadi yang paling menonjol karena memerankan dua karakter kembar Xi Meng dan Xi Wang. Dua karakter bertolak belakang jago komputer dan jago berkelahi ini diperankan dengan baik oleh aktor muda potensial ini. Sementara karakter Hufeng, salah satu 'anak' Shadow juga mampu mencuri perhatian karena diperankan oleh Jun member boyband K-pop Seventeen. Jun meninggalkan keahlian tarinya untuk adegan berkelahi yang sangat meyakinkan. Hebat!
Secara alur, The Shadow’s Edge
memang berjalan sangat cepat di perempat awal film yang memperkenalkan
karakter geng The Shadow saat beraksi di Macau. Penonton juga mungkin akan
dibuat bingung dengan istilah-istilah teknologi serta trik demi trik yang
dilakukan para perampok dalam mengelabui polisi. Namun setelahnya cerita akan
mengalir dengan tempo sedang dan seimbang antara momen perburuan dengan konflik
internal para karakternya. Selipan humor ringan pun tetap ada di sela-sela
intensitas konflik.
Sepertinya inilah kehandalan Larry Yang dari film-film terakhir yang ia hasilkan. Sentuhan komedinya terlihat padu dengan gaya komedi Jackie Chan, sehingga konflik yang serius dan menegangkan dapat diredam sesekali dengan humor yang ringan dan akrab dengan penggemar Jackie. Patut ditunggu kolaborasi Yang dan Chan berikutnya.
Secara teknis, unsur teknologi
dalam film ini memang canggih tapi tidak pernah terlalu ditonjolkan dan
dijelaskan secara rinci. Trik-trik heist ala film Ocean’s Eleven atau Now
You See Me jadi elemen yang lebih ditonjolkan dalam film ini. Kecepatan
plot dalam menampilkan adegan aksi mungkin jadi kelemahan yang patut diberi
catatan, namun bukan menjadi kekurangan yang berarti, karena secara tidak
langsung membuat The Shadow’s Edge jauh dari kata membosankan.
KESIMPULAN AKHIR
The Shadow’s Edge adalah
paduan high tech action dengan martial art yang tidak hanya intens tapi juga
cerdik dalam bercerita dengan memberikan kesempatan bagi karakter-karakternya,
baik protagonis maupun antagonis memiliki dimensi kedalaman karakter. Seru, menegangkan
dan emosional. Nikmati film Jackie Chan terbaru yang dramatis dan penuh twist,
lengkap dengan lawan sepadan dalam sosok Tony Leung Ka-Fai yang fenomenal.
The Shadow’s Edge tayang
di bioskop mulai Rabu, 20 Agustus 2025.
Van’s Rating: 4 outta 5 Stars
Komentar
Posting Komentar