THE OFFERING (2023) – HOROR ATMOSFERIK DENGAN JUMPSCARES KREATIF
Horor dengan pendekatan agama dan tradisi sudah banyak diangkat di dalam medium film, namun penggunaan latar agama dan tradisi Yahudi terhitung jarang. Penulis ingat The Vigil yang rilis 2019 lalu merupakan salah satu film yang berlatar belakang tradisi agama Yahudi yang keunikannya menyegarkan genre horor.
The Offering karya
sutradara Oliver Park mencoba menggunakan latar belakang tradisi, mitos yang
beredar di komunitas penganut agama Yahudi. Dengan latar belakang funeral home yang memiliki atmosfer
seram film The Offering tayang di bioskop Indonesia mulai Rabu, 1 Februari
2023.
Sinopsis
Kepulangan kembali Arthur (Nick Blood) ke rumah ayahnya yang lama
ia tinggalkan membuka lembaran baru perdamaian dengan sang Ayah, Saul (Allan Corduner). Apalagi kini Arthur
kembali bersama istrinya Claire (Emily
Wiseman) yang tengah hamil.
Sayangnya, kebahagiaan keluarga
kecil itu terganggu dengan kedatangan mayat korban bunuh diri yang bernama Yosille
(Anton Trendafilov) yang menyimpan
sebuah misteri berhubungan dengan hilang & tewasnya seorang anak bernama
Sarah Scheindal (Sofia Weldon).
Sejak kedatangan jasad Yosille, keluarga Arthur pun mulai diteror berbagai
keanehan, dari hantu Sarah sampai sosok makhluk misterius yang mengerikan dan
mengincar sesuatu yang dimiliki Arthur dan keluarganya.
Ulasan
Film yang hampir keseluruhan
setnya menggunakan funeral home atau rumah persemayaman bagi jenazah untuk
didandani sebelum dilakukan proses penguburan ini secara umum memiliki atmosfer
yang baik untuk mendukung suasana mencekam sepanjang durasi. Tone warna gelap
dan penggunaan pencahayaan yang minim di sebuah rumah persemayaman memang
mengesalkan bagi logika penonton kritis, tetapi sangat efektif memancing rasa
takut.
Naskah yang ditulis Hank Hoffman (The
Clinic) bersama debutan Jonathan Yunger ini sangat kental dengan tradisi agama Yahudi
yang ditampilkan. Film berputar di komunitas lingkungan para penganut Yahudi lengkap
dengan atribut yarmulke (kopiah khas Yahudi) dan tampilan fisik janggut dan
cambang yang khas. Mitologi yang diangkat soal iblis berjuluk Penculik Anak pun
diambil dari legenda atau kisah yang ada di sekitar lingkungan asia timur berbatasan
dengan Eropa.
Sutradara debutan film panjang, Oliver
Park dengan pengalamannya menyutradarai film-film horor pendek terbilang sangat
baik membangun cerita dan atmosfer dalam film The Offering. Meskipun
beberapa kali pengadeganannya mengerucut pada usaha memberikan kejutan
berbentuk jumpscara, namun kelihatan di babak pertama dan kedua film, Park
berusaha menjaga eskalasi film agar tidak terjebak menjadi parade jumpscares
semata.
Sayangnya usaha The Offering lepas dari sematan film penjual kejutan jumpscares terasa sia-sia karena di klimaksnya film bertubi-tubi melontarkan jumpscare dan mengesampingkan plot film soal usaha memerangkap sang iblis. Plot tersebut terasa terlalu cepat dijelaskan dan kurang eksploratif, bahkan penjelasan apa yang sang iblis mau dengan Arthu dan Claire kurang dijelaskan. Apakah sesuai judul untuk meminta sajen anak kecil, atau justru hendak mengambil janin di rahim Claire?
Terlepas dari itu, secara teknis,
Oliver Park dan timnya bekerja dengan baik dalam memberikan teror dengan latar
tempat yang simpel. Penggunaan CGI makhluknya juga bukan kacangan, momen-momen
jumpscares dirancang dengan baik dan tidak murahan, menjadikan The
Offering sebagai sebuah horor yang berhasil menakuti penontonnya.
Final Verdict
The Offering merupakan
sajian horor yang terbilang fresh yang
mengangkat tradisi agama Yahudi dipadukan dengan mitos kisah iblis yang
familiar di Asia Timur berbatasan dengan Eropa. Atmosferik, menegangkan dan
memiliki beberapa jumpscares yang cukup kreatif, plus kisah misteri yang bikin
penasaran membuat The Offering akan menjadi tontonan horor yang akan menghibur
para penggemar film.
The Offering tayang mulai
Rabu, 1 Februari 2023 di bioskop khusus Cinema XXI.
Komentar
Posting Komentar