REVIEW LAST NIGHT IN SOHO (2021) – MISTERI PEMBUNUHAN DENGAN VISUAL CANTIK DAN MUSIK ASYIK

Bicara soal film Last Night in Soho ada dua orang penting yang dikenal oleh dua segmen pasar yang berbeda. Nama Anya Taylor-Joy yang akrab di telinga para penonton berkat karier gemilangnya, termasuk popularitas yang makin meningkat pasca serial Netflix The Queen’s Gambit yang menjadi fenomena global, serta sutradara Edgar Wright yang selalu ditunggu karyanya oleh para penggemar film alias sinefil.

Lewat Last Night in Soho, kolaborasi Edgar Wright dengan Anya Taylor-Joy hadir bersama Thomasin McKenzie sebagai peran utama dan didukung Matt Smith, Diana Rigg, Sam Claflin dan Terence Stamp. Last Night in Soho akan tayang di bioskop Indonesia tanggal 3 November 2021.

Sinopsis

Diterima di sebuah kampus bergengsi di London lengkap dengan beasiswa dan asrama, Ellie (Thomasin McKenzie) selangkah lebih dekat demi mewujudkan mimpinya dan almarhum ibunya menjadi perancang busana ternama. Sayangnya kehidupan asrama yang penuh lika-liku dan persaingan memaksa Ellie pindah mengontrak kamar di sebuah rumah milik Mrs. Collins (Diana Rigg).

Di kamar itulah segala keanehan terjadi pada Ellie saat ia mengalami mimpi yang terasa nyata, layaknya melihat masa lalu dari kehidupan seorang wanita bernama Sandie (Anya Taylor-Joy) yang hidup di London tahun 1960-an yang berambisi menjadi artis panggung dengan manajernya yang abusif Jack (Matt Smith). Dari awalnya tersihir dengan kehidupan 1960-an yang glamour dan menjadi inspirasi desainnya, sampai pada akhirnya teror demi teror menghantui Ellie, termasuk momen saat Sandie terbunuh di kamar tempat Ellie tidur.

Ulasan

Mengambil inspirasi dari kehidupan glamour London di tahun 1960-an, Edgar Wright membuat film Last Night in Soho. Berbekal skill-nya sebagai sutradara yang pernah menggarap film komedi lewat trilogi Cornetto (Shaun of The Dead, Hot Fuzz dan The World’s End), film campuran komik & video gim, Scott Pilgrim vs The World, sampai ke action romance, Baby Driver, kini Wright mencoba perpaduan genre misteri, thriller psikologis dengan sentuhan sci-fi  dan horor supernatural dalam latar periodik sebagai genre yang ia garap berikutnya. Hasilnya?

Last Night in Soho tampil unik, stylish dan segar dengan genre yang diusung. Tampilan visualnya yang cantik dengan perpaduan artistik cantik, tata produksi apik, serta pencahayaan dan pergerakan kamera yang variatif menjadikan premis yang sebenarnya mudah dicerna dan sederhana ini menjadi keren. Mengais inspirasi dari film-film thriller klasik macam Repulsion (1965) atau Don’t Look Now (1973) menjadikan film yang naskahnya ditulis oleh Edgar Wright bersama Krysty Wilson-Cairns (1917) terasa makin spesial.

Meskipun premisnya sederhana, namun plotnya dikreasikan mengalir dengan baik dengan timeline yang melompat-lompat antara masa kini dengan tahun 1960-an. Pengenalan karakter yang sedikit lambat di menit-menit awal demi mengenalkan karakter Ellie dan masa lalunya dibayar tuntas dengan eskalasi ketegangan yang dibangun tingkat demi tingkat sampai ke klimaks yang wow. Satu catatan adalah, kami merasa pengungkapannya tidak terlalu mengejutkan akibat benih-benih petunjuk yang ditanamkan sejak awal film terasa kelewat berlebih. Walau begitu hal tersebut tidak mengurangi kenikmatan menonton film berdurasi 116 menit ini.

Secara teknis, sinematografi yang dipegang oleh penata kamera kawakan Chung-Hoon Chung (Oldboy, Stoker) terasa stylish dan berperan penting dalam pergerakan cerita. Pergerakan kamera dalam momen-momen trance Ellie menjadi puncak kehandalan Chung dalam memberikan pengalaman trance yang sama kepada penonton. Begitu juga permainan sudut kamera dan penggunaan efek visual dalam menampilkan adegan berkaitan dengan cermin. Sangat bagus! 

Pada adegan klimaks pun Chung mampu memberikan intensitas yang tinggi sesuai dengan konflik yang meninggi yang tampil di layar. Kerja keras tim kameramen juga terbantu dengan penyuntingan handal Paul Machliss (Baby Driver, Scott Pilgrim vs The World) dan tata musik kreasi Steven Price (Baby Driver, Attack The Block) yang memadukan musik Inggris era 60-an dengan komposisi score penuh ketegangan.

Secara artistik, tampilan periode tahun 1960-annya pun terlihat otentik dengan mayoritas adegan di dalam ruangan klub atau kafe yang menjadi latar belakang kehidupan Sandie. Tata busana karya Odile Dicks-Mireaux (Brooklyn, An Education) juga menjadi hal yang patut berikan acungan jempol berkat karya-karya busana yang indah dengan warna-warni cerah yang dipakai oleh McKenzie dan Taylor-Joy.

Dari departemen akting sendiri tidak ada kekurangan yang berarti, semua aktor berakting baik dengan Thomasin McKenzie (Leave No Trace, Jojo Rabbit) dan Anya Taylor-Joy (The Witch, The Queen’s Gambit) yang tampil trengginas sebagai dua tokoh utama. McKenzie memberkan penampilan yang meyakinkan sebagai Ellie, mahasiswi fashion penuh antusiasme yang memiliki masalah kesehatan mental, sedangkan Taylor-Joy tampil anggun sebagai gadis yang berambisi memiliki karier di dunia hiburan.

Matt Smith (Terminator: Genysis, The Crown, Doctor Who) karakter sang antagonis memang dituliskan satu dimensi, namun sukses memberikan penampilan menyebalkan. Sementara dua aktor senior Terrence Stamp (Superman) dan mendiang Diana Rigg (The Painted Veil, Game of Thrones) di penampilan terakhirnya berakting tanpa kekurangan sama sekali. Cast lain yang juga mencuri perhatian adalah aktor muda Synnove Karlsen (serial Clique) yang tampil julid sebagai Jocasta sang perundung bagi Ellie.

Kesimpulan

Last Night in Soho adalah film yang wajib ditonton bagi penggemar misteri pembunuhan dengan gaya penceritaan unik dan visual serta tata musik yang apik. Film ini juga menjadi etalase yang tepat bagi yang rindu penampilan Anya Taylor-Joy dengan aktingnya yang semakin matang, Thomasin McKenzie yang kian meningkat kariernya, juga pembuktian bagi Edgar Wright yang mencoba genre baru dalam daftar filmografinya yang beragam. Last Night in Soho pun sukses membuktikan bahwa dirinya tidak pernah membuat film jelek sekalipun.

Last Night in Soho tayang di seluruh bioskop Indonesia mulai hari rabu 3 November 2021.

My Rate: 4 out of 5 stars

Last Night in Soho | 116 mis | Dir: Edgar Wright | Script: Edgar Wright, Krysty Wilson-Cairns | Cast: Thomasin McKenzie, Anya Taylor-Joy, Matt Smith, Terrence Stamp, Sam Claflin, Diana Rigg | Prod: Film4Productions, Perfect World Pictures, Working Title, Complete Fiction Pictures | Distri: Focus Pictures, Universal Pictures

Komentar

Postingan populer dari blog ini

LONGLEGS (2024) – HOROR THRILLER DISTURBING BIKIN MERINDING SEBADAN-BADAN

THE EXORCISM (2024) – KISAH PENGUSIRAN SETAN YANG BERBEDA TAPI TAK KALAH NGERI

GITA CINTA DARI SMA (2023) – ADAPTASI PROGRESIF DARI ROMAN REMAJA TERHALANG RESTU