REVIEW SONGBIRD (2020) – THRILLER INTENS YANG SERU DENGAN LATAR BELAKANG WABAH COVID


Pandemi Covid-19 yang melanda dunia sejak awal tahun 2020 lalu menyisakan banyak kedukaan dan penderitaan. Hollywood sebagai industri film pun terkena dampaknya dengan minimnya film yang tayang dan ditutupnya bioskop pada periode karantina. Sebuah film berjudul Songbird menggunakan wabah Covid sebagai latar belakang cerita. Wabah yang dinamakan Covid-23, sesuai dengan setting tahun 2024 di kota Los Angeles yang layaknya mengalami kiamat setelah dihantam wabah.

Songbird yang diproduseri oleh sutradara kawakan, Michael Bay (Transformers, Armageddon) disutradarai oleh sutradara Adam Mason yang terlatih membuat video klip untuk musisi-musisi ternama, serta dibintangi oleh K.J. Apa, Sofia Carson, Craig Robinson, Bradley Whitford, Peter Stormare, Alexandra Daddario, Paul Walter Hauser dan aktris kawakan, Demi Moore. Songbird akan tayang di bioskop jaringan 21 di seluruh Indonesia mulai 24 November 2021.

Sinopsis

Kehidupan Nico (K.J. Apa) berubah drastis dari seorang paralegal menjadi kurir pengantar barang di tengah kota L.A. yang memberlakukan karantina ketat bagi penduduknya setelah wabah pandemi Covid-23 melanda. Siapapun yang tidak memiliki kekebalan dilarang berkeliaran di luar rumah atau akan dikenakan sanksi tegas berujung kematian. Dengan keuntungan sebagai salah satu dari segelintir orang yang kebal terhadap virus, Nico menjalani pekerjaannya sambil menabung untuk bisa keluar dari L.A. bersama Sara (Sofia Carson) dan neneknya Grammy (Elpidia Carillo).

Sayangnya, kasus virus covid-23 mulai masuk kawasan apartemen Sara. Ancaman evakuasi pemerintah pun menghantui dan membuat rencana Nico berantakan. Berbekal koneksinya, Nico pun mencari cara ilegal, dengan berusaha membeli gelang penanda orang kebal terhadap virus pada William (Bradley Whitford) dan istrinya Piper (Demi Moore) yang memiliki bisnis ‘gelang kebal’ dengan perantaraan pejabat depkes Emmett (Peter Stormare). Usaha keras untuk menyelamatkan Sara dan sang nenek berkejaran dengan waktu  dan ancaman bahaya dari pihak-pihak yang tidak ingin bisnis ilegalnya diusik membuat Nico kewalahan, bahkan sampai mengancam nyawanya.

Ulasan

Nama besar Michael Bay sering dijadikan jualan bagi film-film yang ia sutradarai maupun yang diproduseri. Tidak terkecuali dengan film Songbird ini. Dengan sutradara yang belum berpengalaman dan aktor utama relatif belum dikenal luas, rasa-rasanya jualan nama Bay plus tema film yang relevan membahas isu pandemi Covid dapat dijadikan nilai jual yang ampuh.

Film Songbird sendiri secara umum dapat dikategorikan sebuah film kecil yang seru dan menegangkan sejak menit awal. Dibuka dengan perkenalan pada kondisi pandemi yang melanda dunia, penonton lalu dikenalkan pada sosok Nico, si kurir pengantar barang dengan menggunakan sepeda yang memiliki kekebalan terhadap virus sehingga bisa berkeliaran dengan bebas. Sementara penduduk lain yang tidak kebal harus menjalani karantina, dan mereka yang terpapar virus harus masuk ke pengungsian yang memiliki resiko kematian tinggi.

Nico memiliki motivasi mengumpulkan uang untuk membawa Sara kekasihnya pergi ke kota lain yang sudah terbebas dari pandemi. Sayangnya saat kompleks apartemen Sara disusupi virus, Nico harus berusaha lebih keras lagi, termasuk mengupayakan cara-cara ilegal. Dari sinilah film mulai bergerak menegangkan hingga ke akhir film.

Naskah yang ditulis oleh sang sutradara Adam Mason berduet dengan partenernya Simon Boyes (Misconduct, Not Safe For Work) memang tidak memiliki kejutan dan lapisan cerita yang merangsang otak berpikir, namun aliran cerita dan pengadeganannya terhitung baik dalam mendukung intensitas cerita yang tinggi sejak babak kedua film. Selain plot soal Nico dan Sara, film juga menyertakan subplot soal May, seorang content creator merangkap seleb online yang juga sedang berusaha terbebas dari kungkungan karantina. Dua plot yang berjalan beriringan tersebut memang terkesan tidak berhubungan di awalnya, namun memiliki keterkaitan yang cukup mempengaruhi satu sama lain.

Dari sisi teknis, keputusan Mason menggunakan gaya video klip musik pada beberapa bagian film menjadi pedang bermata dua, menyegarkan sekaligus memusingkan. Pada momen-momen seru seperti kejar-kejaran motor, sepeda atau berlari suntingan film berjalan cepat dengan gerakan kamera yang memusingkan. Penulis merasa Mason kelewat berlebih menggunakan gaya ini. Sementara untuk adegan-adegan mendebarkan bergaya suspense, Mason cukup berhasil menyuguhkan ketegangan.

Meskipun dua plot mengalir dengan baik namun ada beberapa poin yang mengurangi aliran plot film, salah satunya saat tiba-tiba muncul seseorang menyelamatkan Nico dari kejaran Emmett. Aturan soal kekebalan dan fungsi dari gelang yang dijadikan rebutan orang-orang juga kurang terjelaskan, lalu situasi pengungsian yang diceritakan nyaris tanpa harapan kurang digambarkan secara visual. Poin-poin tersebut memang mengganggu, tetapi tidak mengurangi keasyikan film.

Departemen akting menjadi bagian yang paling mengasyikkan. K.J. Apa (I Still Believe, serial Riverdale) sukses melepaskan imej anak remaja dan tampil dewasa di film ini. Bintang muda Sofia Carson (Descendants) juga tampil meyakinkan. Carson mampu tampil rapuh sekaligus tangguh, sehingga makin mengukuhkan trademark Michael Bay dalam mengorbitkan aktris muda potensial setelah Megan Fox dan Isabella Merced.

Aktor-aktor kawakan lain yang mendukung film ini juga mampu memberikan kualitas akting berkualitasnya. Kredit lebih patut disematkan pada Peter Stormare (Fargo, Constantine) yang tampil menyebalkan sepanjang film. Alexandra Daddario (Baywatch, Percy Jackson) juga mampu mencuri perhatian, begitu juga Demi Moore (Striptease, Ghost) sebagai seorang ibu yang berusaha melindungi anaknya dari virus. Bradley Whitford (Get Out, Cabin In The Woods), Craig Robinson (Serial The Office, Hot Tub Time Machine) dan Paul Walter Hauser (Richard Jewell, I, Tonya) melengkapi barisan cast pendukung dengan nama besar lainnya.


Tema post apocalypse berkaitan dengan wabah yang relevan di film ini memang merupakan pengandaian, tetapi menjadi efektif karena hal itu bisa saja terjadi. Wabah yang mendunia, pemerintahan yang bertangan besi, oknum yang korup, serta pihak-pihak yang memanfaatkan situasi pandemi demi memperkaya diri adalah hal yang sungguh-sungguh terjadi di masa pandemi yang sampai saat tulisan ini tayang belum juga usai. Hal ini menjadikan Songbird sebagai sebuah film yang menarik, apalagi film ini benar-benar disyuting dan dirilis di kala pandemi merebak.

Kesimpulan

Memiliki intensitas tinggi sejak awal film dan aliran plot simpel, Songbird menjadi film yang mengasyikkan untuk ditonton, apalagi dengan penampilan prima para aktor muda K.J. Apa dan Sofia Carson yang menyegarkan dipadukan aktor-aktor kawakan yang menjadi aktor pendukung. Seru, menegangkan dan menghibur, Songbird dapat disaksikan di bioskop jaringan 21 mulai 24 November 2021.

Rate: 3,5 out of 5 stars

Songbird | 84 mins.  | Dir: Adam Mason | Script: Adam Mason, Simon Boyes | Cast: K.J. Apa, Sofia Carson, Demi Moore, Craig Robinson, Alexandra Daddario, Bradley Whitford, Peter Stormare, Lia McHugh, Paul Walter Hauser | Prod: Platinum Dunes

Komentar

Postingan populer dari blog ini

LONGLEGS (2024) – HOROR THRILLER DISTURBING BIKIN MERINDING SEBADAN-BADAN

THE EXORCISM (2024) – KISAH PENGUSIRAN SETAN YANG BERBEDA TAPI TAK KALAH NGERI

GITA CINTA DARI SMA (2023) – ADAPTASI PROGRESIF DARI ROMAN REMAJA TERHALANG RESTU