REVIEW VENOM: LET THERE BE CARNAGE (2021) – DUA KALI LEBIH SERU, DUA KALI LEBIH BERINGAS

 


Nama Venom sudah tersiar di kalangan penggemar komik dan budaya pop dengan karakternya yang lekat dengan Spider-Man meskipun bersifat kebalikannya. Karakter Venom yang liar, sulit diatur dan menyebalkan kini ditampilkan makin menjadi-jadi dalam film keduanya yang berjudul Venom: Let There Be Carnage yang tampil dua kali lebih seru dan lebih beringas dari film pertamanya.

Dikendalikan oleh sutradara pengganti, Andy Serkis (Breathe, Mowgli) dan kembali dibintangi Tom Hardy, Stephen Graham dan Michelle Williams plus tambahan Naomie Harris serta Woody Harrelson ini berusaha memikat para penggemar film superhero dari komik dengan menampilkan pertarungan sengit nan brutal dari Venom versus musuh bebuyutannya, Carnage.

Venom: Let There Be Carnage tayang di bioskop Indonesia mulai 17 November 2021.


Sinopsis

Beberapa waktu setelah melalui kejadian dalam film pertama, Eddie Brock (Tom Hardy) sudah mulai berdamai dengan makhluk simbiot dari luar angkasa Venom yang hidup bersemayam dan menjadi parasit yang bersimbiosis mutualisme dengannya. Hasilnya? Alih-alih hidup tenang, keseharian Eddie malah disibukkan dengan segala kekacauan yang Venom timbulkan akibat rasa bosannya mengkonsumsi phenylalaline dari coklat dan keinginan Venom memakan otak manusia.

Salah satu hasil kekacauan Venom adalah saat Eddie bekerja mewawancarai seorang psikopat Cletus Kasady (Woddy Harrelson) yang menjanjikan cerita masa lalunya kepada Eddie sebelum dieksekusi mati. Keberhasilan Eddie mengorek cerita Cletus harus dibayar dengan kelahiran makhluk simbiot lain yang hidup dalam tubuh Cletus berjuluk Carnage. Cletus yang berhasil lepas dari suntikan mati lalu mulai membunuh sembarangan dan mengancam nyawa mantan kekasih Anne (Michelle Williams) dan polisi Mulligan (Stephen Graham) yang pernah menyakiti kekasih Cletus, Frances (Naomie Harris). Sementara Eddie yang kerap bertengkar dengan Venom pun terpaksa harus melawan Carnage yang dua kali lebih kuat dan lebih beringas dari Venom.

Ulasan

Tidak perlu banyak berpikir, fun dan ringan adalah kesan yang didapatkan saat menonton Venom: Let There Be Carnage. Sepanjang 97 menit durasi yang padat dengan paruh pertama didominasi oleh kesibukan Eddie mengendalikan Venom diwarnai oleh dialog-dialog konyol Eddie dan Venom yang kebanyakan garing namun sangat menggelikan untuk disimak. Ya, melihat Tom Hardy memerankan Eddie yang bergulat dengan simbiot di dalam tubuhnya terlihat menghibur. Apalagi si Venom digambarkan sebagai sosok yang narsis namun ngambekan dan sering bikin berantakan yang membuat Eddie pusing tujuh keliling.


Konflik internal Eddie ini sudah ditampilkan dalam film Venom pertama, namun kini kadarnya makin dilebih-lebihkan dengan barang-barang dilemparkan, kehancuran di sana-sini, dll. Apabila penonton suka dengan bagian itu di film pertama, maka film kedua nampaknya bisa lebih suka lagi.

Naskah yang ditulis oleh Kelly Marcel (Venom, Saving Mr. Banks), tidak hanya menaikkan tensi di antara hubungan Venom dan Eddie. Pertarungan di klimaks antara Venom dan Carnage pun dua kali lebih brutal dibanding klimaks film sebelumnya. Sesuai dengan arti nama Carnage, final battle antara keduanya jadi ladang pembantaian satu sama lain. Saling pukul, tusuk, lempar dan banting dilakukan tanpa ada batasan. Sayangnya, rating 13+ menjadikan film kurang terasa meyakinkan, karena adegan pembantaian yang Carnage lakukan ditampilkan tanpa adanya darah yang terpercik.

Plot dari cerita film yang dirangkai Marcel bersama Tom Hardy sendiri mengalir tanpa adanya kelokan cerita yang mengejutkan. Semua berjalan mulus dan lurus dari babak kesatu sampai babak ketiga. Kemunculan Carnage di pertengahan film meningkatkan tensi setelah sebelumnya film mengeksploitasi pertengkaran Venom vs Eddie plus kehadiran Anne dengan berita yang ia bawa yang menjadi salah satu pemicu pertengkaran lain. Satu yang menjadi catatan adalah sebuah tindakan yang dilakukan oleh salah satu karakter di klimaks film yang keluar dari pakem dan menjadi hal yang mengganggu bagi penulis.


Secara keseluruhan Andy Serkis sangat berhasil melanjutkan tongkat estafet dari Reuben Fleischer dengan film Venom: Let There Be Carnage yang lebih beringas dan lebih seru. Salah satu pembeda yang signifikan adalah pertarungan klimaks yang digarap lebih matang dari film pertama. Karakter antagonis Cletus pun mampu memberikan sentuhan berbeda dari antagonis sebelumnya yang kurang dieksplor. Sayangnya dimensi yang coba diberikan kepada Cletus kurang memberikan kesempatan penonton untuk sedikitpun bersimpati padanya atau pada Frances.

Dari sisi teknis, kehandalan Serkis dalam menangani film penuh visual efek tidak usah diragukan lagi berkat perannya memerankan karakter motion capture Gollum sekaligus menjadi 2nd Unit Director dalam film trilogi kolosan The Lord of The Rings. Usaha keras Serkis berguru pada sutradara handal Peter Jackson (The Frighteners, The Lord of The Rings Trilogy) tidak mengkhianati hasil yang ia torehkan dalam film Venom: Let There Be Carnage ini.


Kendati plot ceritanya tidak istimewa, namun sisi teknis menjadi keunggulan film ini. Dengan tata visual efek yang superior menampilkan para simbiot Venom dan Carnage yang liar dan brutal. Tim artistik, penata kamera dan penata musik pun tidak kalah kontribusinya dalam memberikan yang terbaik di film ini. Selain visual efek, kredit lebih juga layak diberikan pada tim penata suara dengan kemampuan menggambarkan suara Venom dan Carnage yang mengerikan.

Tom Hardy (Locke, Inception) dan Woody Harrelson (Natural Born Killers, Three Billboard Outside Ebbing Mississippi) sebagai manusia yang ditumpangi simbiot liar tampil sangat baik dalam film ini. Hardy yang dibebani porsi akting didominasi konflik internal tampil meyakinkan dengan tampilan urakan akibat pusing menghadapi Venom. Sementara Cletus milik Harrelson tampil gila sejak awal film. Kegilaan yang Harrelson tampilkan diperkuat dengan mimik wajah mengerikan miliknya.

Naomie Harris (Skyfall, Moonlight) dan Michelle Williams (Manchester By The Sea, Brokeback Mountain) juga memberikan performa baik yang mendukung kedua karakter utama. Utamanya interaksi Anne dengan Venom yang mampu memancing tawa (sayangnya hanya secuplik saja). Sementara Stephen Graham (Snatch, This is England) terasa miscast dengan perannya sebagai polisi yang menangani kasus Carnage.


Kesimpulan

Venom: Let There Be Carnage tampil lebih seru dan lebih beringas dari film pertama. Dengan fokus pada hubungan destruktif Venom dengan Eddie yang bergeser pada perseteruan Venom vs Carnage yang brutal sejak tengah film menjadikan Venom: Let There Be Carnage sebuah hiburan yang menyenangkan tanpa banyak mikir. Just enjoy the ride and of course... the carnage!

Jangan lupa untuk menyaksikan mid credit scene dalam film Venom: Let There Be Carnage yang akan memberikan arah baru dalam semesta Venom di film berikutnya.

My Rate: 3,5 out of 5 stars

Venom | 97 mins. | Dir: Andy Serkis | Script: Kelly Marcel | Story: Tom Hardy, Kelly Marcel | Cast: Tom Hardy, Woody Harrelson, Stephen Graham, Naomie Harris, Michelle Williams, Reid Scott, Peggy Lu | Prod: Sony Columbia Picture

Komentar

Postingan populer dari blog ini

LONGLEGS (2024) – HOROR THRILLER DISTURBING BIKIN MERINDING SEBADAN-BADAN

THE EXORCISM (2024) – KISAH PENGUSIRAN SETAN YANG BERBEDA TAPI TAK KALAH NGERI

GITA CINTA DARI SMA (2023) – ADAPTASI PROGRESIF DARI ROMAN REMAJA TERHALANG RESTU