DIRTY ANGELS (2024) - EVA GREEN DALAM ACTION SERU BERLATAR PERANG TIMUR TENGAH
Nama Eva Green sangatlah awam di genre action, apalagi perang, meskipun ia angkat nama lewat film action di franchise James Bond, Casino Royale (2006). Namun sosok Eva nampaknya memberi kesan pada sang sutradara Martin Campbell hingga diajak lagi dalam proyek barunya, sebuah action berlatar perang timur tengah dengan judul, Dirty Angels.
Turut dibintangi Maria Bakalova dan Ruby Rose, film Dirty Angels siap tayang di bioskop Indonesia mulai hari ini.
Sinopsis
Jake (Eva Green) masih belum bisa move on dari peristiwa keberhasilannya lolos setelah ditawan ISIS karena kegagalannya membawa pulang tim dan anak buahnya pulang. Citra buruk pun menempel pada sosok Jake di militer, meskipun ia sudah mencoba menjelaskan dan menuntut peradilan bagi pilot heli yang kabur hanya dengan membawa Jake tanpa anak buahnya yang dieksekusi di tempat oleh ISIS pimpinan Amir (George Iskandar)
Beberapa tahun berlalu, permusuhan ISIS dan Taliban makin meruncing. Amir dengan anak buahnya pun menyerbu sebuah sekolah swasta dan menculik beberapa di antaranya dengan sasaran utama puteri menteri pendidikan yang dianggap melenceng dari aturan agama dengan mendukung wanita mendapatkan pendidikan. Berbekal pengalaman dan gendernya, Jake pun dipilih untuk memimpin sebuah grup mayoritas perempuan militer dengan keahlian variarif demi menyelamatkan para sandera dan terjun di pusat konflik Taliban vs ISIS. Misi yang dianggap sebagai bunuh diri pun harus dijalani para 'malaikat tak suci' tersebut.
Ulasan
Sebagai sebuah film perang dengan para karakter yang berusaha menyelundup masuk pusat konflik sebagai petugas medis, film Dirty Angels terasa sangat memudahkan prosesnya yang terasa cepat secepat editing di awal film. Sentral konflik untuk menyelamatkan para sandera dengan mencari tahu dimana mereka disembunyikan lalu merancang proses penyelamatannya memang cukup efektif memperlambat tempo, sampai nyaris membuat bosan, untungnya sekuens tersebut diberikan isian konflik personal para Dirty Angels, diwarnai celetukan-celetukan lucu, terutama dari karakter Jake, Malik dan The Bomb, membuat filmnya tidak hanya seru tapi lucu di beberapa bagian.
Naskah yang ditulis Martin Campbell bersama Alissa Sullivan Haggis dan Jonas McCord memang tidak terlalu istimewa, tetapi keberhasilan menuliskan dua karakter Jake & Amir terasa memperkaya film yang plotnya sederhana ini. Kehadiran kakak beradik Malik (Reza Brojerdi) dan Abbas (Aziz Capkurt) pun jadi comic relief yang cukup efektif dalam film yang dominan menegangkan ini.
Dari sisi teknis adegan ledakan sangat terasa artifisial dengan menggunakan CGI. Beda halnya dengan adegan ngebut-ngebutan mobil dan truk yang sangat terasa riil. Sementara adegan tembak-menembak bagi kami terasa kurang luwes, terutama para wanita. Sang Sniper pun seakan memegang senapan dengan awkward, pun begitu dengan aktris-aktris lain.
Padahal secara umum, akting dalam film ini sangat baik dan meninggalkan kesan. Eva Green (Casino Royale, Cracks) membuktikan diri kalau ia sangat siap melakukan adegan laga termasuk pertarungan tangan kosong dengan jarak dekat. Sementara Badia diperankan dengan baik sekali oleh May Kurtz, sebagai putri menteri Pendidikan yang pandai dan teguh pendirian yang cukup membantu meningkatkan intensitas ketegangan film. Tak lupa kredit diberikan untuk duet Reza Brojerdi dan Aziz Capkurt yang solid memberikan komedi yang segar dalam film
Kesimpulan Akhir
Dirty Angels adalah film perang yang cocok ditonton para pria dan wanita. Dengan karakter-karakter wanita tangguh dalam sosok Jake, Badia, The Bomb, Geek, Ballerina, Medic dan Shooter, tim Dirty Angels tampil solid dan sukses menampilkan ketangguhan para perempuan di tengah perang. Seru meski banyak flaws dari urusan CGI, menggemaskan dan menegangkan, segera lah menonton film Dirty Angels yang tayang mulai hari ini di bioskop Indonesia.
Komentar
Posting Komentar