THE NIGHT EATS THE WORLD (2018) - BERTAHAN HIDUP DARI KEPUNGAN ZOMBIE DI PARIS


Genre thriller dan horor adalah salah satu genre yang banyak digemari oleh para penikmat film. Sensasi ditakut-takuti lewat jumpscare dari adegan mengejutkan, mengerikan atau sadis, lewat karakter-karakter hantu, monster, sampai pembunuh bertopeng menjadi beberapa hal yang ditunggu dari film bergenre ini. Sebuah film asal negara Prancis, yaitu The Night Eats The World berusaha menyajikan ketegangan dan kengerian tersebut melalui sebuah makhluk yang sudah tidak asing lagi, para mayat hidup alias zombie.


Synopsys
Pagi hari itu adalah hari yang berbeda buat Sam (Anders Danielsen Lie) yang terbangun di pagi hari di sebuah apartemen tempat ia berpesta semalaman dan menyadari bahwa wilayah sekeliling apartemen sepi dan banyak mayat hidup berkeliaran. Mencoba bertahan hidup, Sam pun membekali dirinya dengan makanan dan senjata. Sam hanya ingin bertahan hidup, tidak mempunyai tujuan lain. Di tengah kesendiriannya dan kekhawatiran pada bahan makanan mulai menipis, Sam kedatangan Sarah (Golshifteh Farahani), sesama penyintas yang mencari tempat perlindungan. Hadirnya Sarah memberikan pencerahan kepada Sam. Sam yang tidak lagi pasrah, Sam yang ingin berjuang.

What I Say..
Film ini memiliki sedikit keunggulan dari film zombie sejenis dengan menyelipkan sisi thriller psikologis. Hanya segelintir film zombie yang mengangkat isu psikologis, kebanyakan fokus di ketegangan, kesadisan atau kengerian saja. Penonton diberikan sajian film sepanjang 93 menit dimana hampir 80 menit di antaranya adalah adegan dimana Sam sendirian saja. Dari mulai menyadari keadaan, mencari dan menyiapkan bekal makanan, kesehariannya bertahan hidup, dll.


Akan sangat menyiksa bagi penonton yang mengharapkan film horor zombie yang penuh aksi kejar-kejaran, karena durasi adegan tersebut sangat minim. Film nyaris berjalan ke arah film survival karena hal ini. Setelah sabar mengikuti perjalanan Sam untuk bertahan hidup sayangnya klimaks film kurang menggigit, mengecewakan meski momen pengungkapannya cukup baik.

Secara teknis film ini tidak istimewa, set lokasi yang kebanyakan di apartemen terlihat sempit, lembab dan gerah, tepat untuk memberikan kesan klaustrofobik yang seiring waktu akan mempengaruhi psikologis Sam. Sinematografi cukup standar dengan pencahayaan yang juga tidak istimewa. Divisi make up menjadi yang paling patut dipuji memberikan tata rias zombie yang baik meski tidak terlalu ekstrim dimunculkan di layar.


Sisi penulisan naskah tidak memiliki poin yang spesial, plotnya mengalir mulus dengan sempilan twist di perempat akhir film yang cukup memberikan kesan baik dan mendukung cerita. Di luar kekurangan dari pacing yang kelewat lambat dan klimaks yang kurang menggigit, sutradara Dominique Rocher cukup baik mengarahkan film zombie berbujet kecil ini. Para aktor sendiri tidak ada yang patut diberikan kredit lebih selain Anders Danielsen Lie yang muncul di hampir keseluruhan durasi film.

Final Verdict
Tidak semengerikan film zombie sejenis lainnya, namun mempunyai poin lebih dari sisi thriller psikologis yang diusung yang sayangnya memiliki klimaks film yang mengganggu. Bagi yang rindu para zombie sangat sayang untuk melewatkan film The Night Eats The World yang akan rilis mulai tanggal 27 Februari 2019 di Indonesia.

Rate: 3/5 stars



Director : Dominique Rocher
Scriptwriter : Pit Agarmen, Jeremie Guez, Guillaume Lemans, Dominique Rocher
Casts : Anders Danielsen Lie, Golshifteh Farahani, Daniel Lavant
Genre : Horror, Thriller, Psychological

Komentar

Postingan populer dari blog ini

GITA CINTA DARI SMA (2023) – ADAPTASI PROGRESIF DARI ROMAN REMAJA TERHALANG RESTU

JOY RIDE (2023) – PETUALANGAN SERU, KOCAK & LIAR 4 CEWEK ASIA

COBWEB (2023) - HOROR KLASIK ATMOSFERIK BIKIN BERGIDIK