REVIEW THE BATTLE: ROAR TO VICTORY (2019) - FILM PERANG GERILYA KOREA VS JEPANG YANG EPIK DAN SERU


Sejarah perfilman Korea Selatan memiliki rangkaian film bertemakan perang yang cukup beragam baik dari sisi plot sampai ke latar belakang perang. Taegukgi adalah salah satu yang sukses memikat dengan plot drama kakak adik yang terpisah saat perang antara Korea Selatan dan Korea Utara. Lalu Roaring Currents yang agak berbeda mengangkat armada laut masa feodalisme Korea di abad 16. Sementara yang terbaru dan tayang di bioskop Indonesia awal tahun 2019 adalah film berlatar perang yang unik berjudul Swing Kids. Film yang berpusat pada kelompok tawanan perang yang membentuk grup tari swing ini cukup mencuri perhatian berkat tema yang beda, unik dan kualitas produksi yang apik.

Kini bioskop Indonesia kembali kehadiran film perang asal Korea Selatan terbaru berlatar belakang zaman penjajahan Jepang di negeri ginseng pada periode tahun 1920-an. Film berjudul The Battle: Roar To Victory ini mengangkat momen-momen bersejarah perjuangan para tentara pejuang kemerdekaan Korea dalam melawan pendudukan Jepang di wilayah Bongo-Dong. Film yang didasarkan oleh peristiwa bersejarah dengan tambahan dramatisasi ini didistribusikan oleh Klik Film dan akan ditayangkan di bioskop Indonesia mulai tanggal 6 September 2019.


Synopsis

Krisis dialami oleh Korea di masa pendudukan Jepang yang berniat menguasai seluruh wilayah Korea dan menggulung perlawanan tentara kemerdekaan Korea. Dana perjuangan yang berusaha disalurkan kepada tentara kemerdekaan yang tengah bergerilya di tengah hutan menuju Rusia pun menjadi sasaran tentara Jepang. Sekelompok militan kemerdekaan pimpinan Hwang Ha-Cheol (Yoo Hae-Jin) dengan tangan kanan kepercayaannya Byeong-koo (Jo Woo-Jin) pun berusaha membantu dengan bergabung bersama kelompok tentara pimpinan Lee Jang-ha (Ryu Jun-yeol) yang diberikan tugas sebagai penarik perhatian bagi tentara Jepang di wilayah perbukitan Bongo-Dong. 

Jang-ha yang merupakan mantan anak didiknya dianggap nekat oleh Ha-cheol dikarenakan misi Jang-ha tersebut adalah misi bunuh diri yang tidak memiliki jalan keluar. Keteguhan hati dan sikap keras kepala Jang-ha yang didorong oleh rasa kehilangannya terhadap sang kakak rupanya membuat Jang-ha bersikeras menyelesaikan misinya memecah perhatian tentara Jepang pimpinan Jiro Yasukawa (Kazuki Kitamura) yang bengis dan ajudannya yang cerdik Kusanaki (Hiroyuki Ikeuchi).

Perang gerilya dan kucing-kucingan antara tentara kemerdekaan dengan tentara Jepang tak terhindarkan lagi di tengah hutan menuju Bongo-Dong. Desa-desa yang dilalui oleh tentara Jepang demi menyisir lawan pun jadi korban kekejaman tentara Jepang. Ini semakin menyulut amarah Ha-cheol yang akhirnya berniat membantu misi 'bunuh diri' Jang-ha. 

Review

Berbekal harapan mendapatkan film perang kolosal yang epik walau tidak berharap bisa sebagus Taegukgi dan Roaring Currents ternyata berbuah hasil yang mengejutkan. Film The Battle: Roar To Victory ternyata sangat berkualitas dari sisi produksi dan menghibur dari segala lini. Sisi artistik memang tidak banyak bermain dari sisi setting yang banyak menggunakan hutan, tetapi sisi wardrobe dan properti dapat dikatakan cukup baik menampilkan hasil yang baik di layar. 

Karakterisasi juga menjadi keunggulan utama film ini. Hampir semua karakter dalam film ini hidup, mungkin hanya karakter pimpinan tentara Jepang yang terlihat satu dimensi dan kurang diberikan latar belakang. Tapi kebengisannya Yasukawa mampu menepis kekurangan tersebut. Sebuah penampilan apik dari aktor senior Kazuki Kitamura (Killers, Blade of Immortal). Tetapi yang paling mencuri perhatian dalam film ini adalah karakter Hwang Ha-cheol dan Lee Jang-ha yang bertolak belakang. Keduanya kerap berselisih meskipun Ha-cheol kerap menggoda Jang-ha yang selalu serius. Momen-momen lucu juga sering hadir dari interaksi keduanya.


Naskah film yang digarap oleh Chun Jin-Woo (The Hunt) memang nampak sedikit kesulitan memaparkan plot agar lebih mudah dipahami oleh penonton. Faktor karakter yang terlalu banyak, subplot romance segitiga yang terlalu diada-adakan berkaitan dengan seorang tawanan tentara Jepang serta kurangnya kedalaman hubungan antara Jang-ha dengan kakaknya menjadi sedikit masalah dalam film ini. Sutradara Won Shin-yeon (Seven Days, Memoir of Murderer) telah berusaha keras menceritakan kisah ini dengan segala daya upaya, namun memang alurnya terasa sedikit bermasalah. 

Untung saja karakter-karakter dalam film ini mudah disukai, sehingga penonton merasa peduli pada mereka dan menunggu-nunggu kehadiran mereka di layar meskipun secara timeline cerita agak aneh saat pasukan militan Ha-cheol tiba-tiba dengan cepat sudah tiba di satu tempat atau perihal si pembawa uang yang melarikan diri dari kejaran tentara Jepang dan si tawanan Jepang tiba-tiba menghilang di klimaks film tanpa terjelaskan nasibnya.

Di luar kekurangan dari sisi plot cerita, film memiliki keunggulan dari bagian komedi di dalam film, perang yang terlihat nyata, serta gore akibat kekejaman perang yang ditampilkan dengan baik. Ledakan-ledakan dalam film juga terasa menggelegar dengan kualitas teknis audio yang apik dan mendukung sinematografi cantik yang didominasi oleh lanskap hutan. Saat menggarap adegan perang pun sinematografinya tetap konsisten tanpa ada adegan yang shaky dan mengganggu. 


Sisi penataan musik juga menjadi bagian integral yang patut dipuji selain editing dengan transisi yang smooth serta koreografi aksi perang yang terasa natural dan tidak berlebihan. Ada sedikit pertanyaan tentang keotntikan senapan mesin yang digunakan, tapi bagi saya bukan masalah yang berarti karena poin dari film itu adalah soal momen keren saat tentara Jepang yang tangguh dan berjumlah banyak dibuat kocar-kacir oleh tentara militan.

Final Verdict

Secara keseluruhan film The Battle: Roar To Victory mampu memberikan suguhan film action drama perang yang menghibur dengan kualitas penggarapan sinematis yang baik. Meski naskahnya terasa melompat-lompat dan memiliki subplot yang tidak terselesaikan dengan baik, namun mampu ditambal dengan karakterisasi dan penulisan komedi yang menarik dan mampu menarik simpati penonton serta adegan perang dan ledakan-ledakan yang seru. Sebuah film perang Korea yang mampu mengobati rindu para pecinta film perang dari Asia, apalagi ceritanya diinspirasi oleh kisah nyata dari peperangan di Bongo-Dong saat penjajahan Jepang di Negeri Gingseng tersebut.

My Rate: 4 out of 5 Stars

The Battle: Roar To Victory \ Dur: 135 mins | Dir: Won Shin-yeon | Script: Chun Jin-Woo | Cast: Yoo Hae-Jin, Ryu Jun-yeol, Jo Woo-jin, Kazuki Kitamura, Hiroyuki Ikeuchi, Park Ji-Hwan, Choi Yu-hwa | Genre: Action, Drama 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

GITA CINTA DARI SMA (2023) – ADAPTASI PROGRESIF DARI ROMAN REMAJA TERHALANG RESTU

JOY RIDE (2023) – PETUALANGAN SERU, KOCAK & LIAR 4 CEWEK ASIA

COBWEB (2023) - HOROR KLASIK ATMOSFERIK BIKIN BERGIDIK