REVIEW FILM NAKEE 2 - MISTERI PEMBUNUHAN BERANTAI DENGAN LATAR BELAKANG LEGENDA RAKYAT


Kisah legenda rakyat yang diangkat ke dalam layar lebar kerap kali menarik perhatian bagi penonton sehubungan dengan kedekatan masyarakat terhadap sumber cerita di dalam film. Film Thailand yang berjudul Nakee 2 merupakan salah satu film yang memperoleh keuntungan dari fakta tersebut.

Tercatat dalam sejarah sebagai film lokal Thailand yang memperoleh penghasilan box office paling tinggi di hari pertama penayangannya, film yang disutradarai oleh Pongpat Wachirabunjong dan dibintangi oleh Nadech Kugimiya dan Urassaya Sperbund ini direncanakan akan dirilis di bioskop Indonesia pada tanggal 17 Juli 2019.

Sinopsis

Sebuah desa dihadapkan pada kasus pembunuhan berantai yang keji dengan banyak korbannya tewas secara misterius. Penduduk desa merasa kematian para korban berhubungan dengan legenda Nakee, yaitu sesosok naga raksasa jadi-jadian yang memiliki dendam pada penduduk desa akibat sejarah kelam antara sang naga dengan penduduk desa terdahulu.



Kapten Pongprab (Nadech Kugimiya) yang baru ditugaskan di desa tersebut berusaha menyelidiki kasus demi kasus dengan objektif dan mengikuti logikanya serta mengesampingkan soal mistis dan dongeng. Namun penduduk desa tidak peduli dan berniat menghakimi Sroi (Urassaya Sperbund), yang dicurigai sebagai pelaku dan jelmaan naga jadi-jadian akibat kedapatan berkeliaran di malam hari sebelum ditemukannya korban tewas.

Mati-matian melarikan diri dari kejaran penduduk, Sroi pun mendapat dukungan dari Kapten Pongprab yang tidak mempercayai kalau Sroi adalah jelmaan naga. Penyelidikan Pongprab untuk mencari sang pembunuh pun terganggu karena terhalang usahanya melindungi Sroi dari amukan massa. Sementara korban-korban tewas terus berjatuhan dalam kondisi.

Review

Film yang dibuka dengan uraian legenda Nakee yang disampaikan oleh narator seakan menunjukkan  film ini dibuat dengan dana yang minim. Karena penjelasan soal naga yang menjelma menjadi manusia tidak digambarkan secara visual. Legenda Nakee sang ratu ular merupakan legenda yang diangkat dalam film ini berhubungan dengan kisah cinta terlarang antara naga dengan garuda, makhluk mitos berbentuk laksana burung garuda raksasa. Kisah cinta yang terlarang membuat keduanya terusir dan mengasingkan diri menjauhi desa tempat mereka tinggal.

 


Film fantasi dengan menggunakan pendekatan film detektif dengan metode menebak siapa pelakunya merupakan poin positif dalam film ini. Hanya saja eksekusinya terasa lemah dan terasa gagal membuat penonton ikut dalam perjalanan Kapten Pongprab dalam menyelidiki kasus tersebut. Sang Kapten yang beberapa kali mengunjungi TKP terkesan hanya berpikir sendiri, tidak mendapatkan petunjuk apa-apa. Adegan semacam ini terus terjadi berulang-ulang. Penulis naskah tidak memberikan petunjuk-petunjuk di saat Pongprab berada di TKP.

Petunjuk dalam film hanyalah beberapa kali sosok yang diduga pelaku berkeliaran sebelum kejadian dan flashback adegan mimpi Sroi, tanpa adanya keterlibatan Pongprab. Pengungkapan twistnya pun terasa dimudahkan sekali. Membuat berbagai adegan Pongprab menyelidiki kasus terasa sia-sia. Ini kekurangan yang paling nyata di dalam film berdurasi 90 menit ini.

Naskah yang ditulis oleh Kongkiat Khomsiri (Slice, Muay Thai Fighter) ini untungnya dibawakan dengan cukup baik oleh para pemain dalam film ini. Urassaya Sperbund (Brother of The Year) menjadi aktor yang paling menonjol dan mengeluarkan banyak emosi di dalam film. Kebingungannya karena mengalami mimpi yang mengerikan dan perasaan dilematisnya tersalurkan di layar. Sementara itu kendati sering repetitif manakala melakukan penyelidikan, Nadech Kugimiya tampil bisa dipercaya sebagai kapten polisi yang membawahi para anak buah dan masyarakat yang percaya takhayul.



Dari sisi produksi, sutradara Pongpat Wachirabunjong yang sebelumnya terakhir kali menyutradarai film The Dog pada tahun 2010, terlihat sangat kesulitan menggarap genre misteri pembunuhan. Tempo film terasa lambat dan kurang intens, padahal film hanya berdurasi 90 menit tapi terasa sangat lama. Dari sisi teknis kamera, editing, tata suara dan tata musik pun sama sekali tidak istimewa.

Tim spesial efek, baik efek praktis maupun CGI adalah tim yang paling patut diacungi jempol. Efek praktis mayat-mayat yang bervariasi 'bentuknya' cukup memikat. Tampilan mayat ada yang dimutilasi dan tampak gore, penuh luka, serta mayat tergantung yang mengerikan cukup mampu memberikan efek ngeri. Sementara CGI di klimaks film pun cukup bagus mengingat bujet yang sepertinya tidak seberapa banyak.

Sebagai catatan, arti angka 2 dalam film ini dipakai sebagai penanda film ini merupakan kelanjutan dari serial TV Nakee yang tayang di Thailand. Untuk menonton film ini tidak perlu menonton serial Nakee karena di awal film Nakee 2 sudah diberikan prolog mengenai latar belakang peristiwa yang terjadi di serialnya.

Final Verdict

Sebagai sebuah film bergenre fantasi roman dengan misteri pembunuhan berlatar belakang legenda rakyat soal naga raksasa film Nakee 2 sebenarnya menyimpan potensi memberikan tontonan menarik. Mampu membuat penonton penasaran akan akhir ceritanya serta tampilan spesial efek yang menawan, sayangnya film ini memiliki intensitas misteri yang tidak konsisten serta proses penyelidikan kasus yang tidak mengasyikkan. Nakee 2 sebenarnya adalah sebuah film yang memiliki potensi dan konsep cerita yang baik, namun dieksekusi dengan lemah dan terlihat sangat penuh keterbatasan sumber daya.

My Rate: 2,5 out of 5 stars

Nakee 2 | 90 mins | Dir: Pongpat Wachirabunjong | Script: Kongkiat Khomsiri | Cast: Nadech Kugimiya, Urassaya Sperbund, Taew Nattapohn Tameeruks, Ken Phupoom Phongpanu, Lukkana Wattanawongsiri | Genre: Fantasy, Romance, Mistery

Komentar

Postingan populer dari blog ini

GITA CINTA DARI SMA (2023) – ADAPTASI PROGRESIF DARI ROMAN REMAJA TERHALANG RESTU

JOY RIDE (2023) – PETUALANGAN SERU, KOCAK & LIAR 4 CEWEK ASIA

COBWEB (2023) - HOROR KLASIK ATMOSFERIK BIKIN BERGIDIK