REVIEW MORTAL KOMBAT (2021) - AKSI LAGA SADIS DAN PEMBUKTIAN KARIER JOE TASLIM DI HOLLYWOOD


Film dan video gim adalah dua kubu yang sangat berpengaruh dalam dunia hiburan. Keduanya memiliki penggemar fanatik yang menjadikan film atau video gim sebagai sarana escapism, wadah untuk rehat dari pekerjaan atau pengalih pikiran dari kesibukan. Sayangnya usaha menggabungkan dua hal tersebut belum pernah mencapai kesuksesan secara finansial maupun secara kualitas. Film-film yang diadaptasi dari video gim didominasi oleh film yang semenjana kalau tidak mau dibilang buruk.

Mortal Kombat adalah usaha teranyar dari Hollywood dalam menyajikan film adaptasi video gim yang diharapkan akan meraih sukses. Memperbaharui dan mengambil jalur berbeda dari versi film Mortal Kombat tahun 1995, versi terbaru ini digarap oleh sutradara debutan Simon McQuoid yang mengundang banyak pertanyaan besar. Namun, di bawah tangan dingin produser sekelas James Wan (The Conjuring, Fast & Furious 6, Aquaman), Mortal Kombat 2021 ini diproyeksi akan menjadi film adaptasi video gim yang berkualitas. Apalagi didukung oleh aktor-aktor kawakan dalam sosok Hiroyuki Sanada, Tadanobu Asano, Chin Han dan jagoan dari Indonesia, Joe Taslim, dipadukan dengan bintang muda Lewis Tan, Ludi Lin dan Max Huang.

Film Mortal Kombat ditayangkan di seluruh bioskop Indonesia mulai tanggal 14 April 2021

Sinopsis

Sebuah peristiwa keji terjadi di Jepang abad ke-17 manakala Bi Han (Joe Taslim) memburu Henzo Hasashi (Hiroyuki Sanada) dan tidak segan-segan menyakiti keluarga Henzo. Peristiwa di masa lalu tersebut rupanya berefek ke masa kini, saat seorang petarung MMA yang memiliki tato naga di dada, ColeYoung (Lewis Tan) dihantui oleh sosok Henzo lewat mimpi. Lewat kedatangan Jax (Mehcad Brooks), Cole baru mengetahui arti tato naga di dadanya dan jawaban dari mimpi yang kerap menghantuinya, dan jawaban itu membahayakan Allison (Laura Brent) dan Emily (Matilda Kimber), anak dan istri Cole. 

Sementara itu di dunia yang lain, Jendral Shang Tsung (Chin Han), sedang mengumpulkan anak buahnya untuk bertarung dengan lawannya dari utusan Bumi hasil seleksi Raiden (Tadanobu Asano) dalam sebuah turnamen pertarungan yang berjuluk Mortal Kombat demi memperebutkan tahta penguasa dunia. Bi Han yang bertransformasi menjadi Sub Zero (Joe Taslim) pun turut terlibat menjadi tangan kanan Shang Tsung yang bersama Goro berniat menggagalkan usaha Raiden melatih dan menyeleksi para petarungnya.

Ulasan

Harapan besar terasa sangat membebani film yang digadang-gadang akan menjadi film adaptasi video gim yang berkualitas dan meraih sukses secara komersil ini. Doom, Prince of Persia, Resident Evil, Silent Hill, Assasin's Creed, Warcraft sampai dua versi Tomb Raider masih dianggap belum mampu mewakili film video gim yang patut dibanggakan oleh para penggemarnya. Apakah Mortal Kombat berhasil?

Film yang memakai naskah tulisan penulis debutan Greg Russo bersama Dave Callaham (Wonder Woman 1984) yang didasarkan dari cerita Callaham bersama Oren Uziel (Cloverfield Paradox, 22 Jump Street) ini, bisa dibilang baik dalam sisi aksi dan lemah dalam penulisan naskah. Tidak ada masalah dalam plot film yang secara umum mengalir dengan lancar, hanya saja ada permasalahan yang cukup serius dalam usaha menggali sisi emosional karakter dan penulisan dialog.

Keputusan memakai karakter yang sama sekali baru dalam sosok Cole Young sebagai karakter utama dalam film Mortal Kombat ini bukanlah masalah buat saya, yang jadi masalah adalah ketika memaksakan karakternya memiliki anak dan istri dan keduanya dipakai sebagai tempelan belaka. Ada usaha dengan menampilkan kedekatan ketiganya di awal film tapi terasa belum cukup memberikan efek emosional di klimaks film yang melibatkan ketiganya. Penjelasan mitologi Mortal Kombat dan Arcana juga kurang digarap dengan baik secara bahasa gambar.

Sementara itu sisi dialog adalah yang menjadi bagian terburuk. Dialog yang dilontarkan oleh semua karakter terasa kacangan dan terasa seperti dituliskan tanpa dibaca di dalam kepala saat ditulis. Faktor penulis debutan nampaknya berperan banyak dalam masalah ini. Beberapa kali lontaran komedi baik yang diset up maupun one liner juga tidak berhasil mengundang tawa, senyum pun tidak. Hal ini menyebabkan film terasa kelewat serius.

Untungnya film yang diniatkan sebagai film action ini tidak mengecewakan dari sisi adegan laganya. Pertarungan awal antara Bi Han dengan Henzo Hasashi yang didominasi pertarungan hand combat jarak dekat dengan variasi pisau dan pedang sangat mendebarkan. Atletisme Joe Taslim (The Raid, The Night Comes For Us) dan pengalaman Hiroyuki Sanada (The Wolverine, Rush Hour 3) berperan banyak dalam menyumbang adegan laga memorable dalam film ini. Soal kesadisan yang menjadi ciri khas dari gimnya juga tidak mengecewakan dan tidak tanggung-tanggung.

Para bintang muda, Lewis Tan (Deadpool 2, serial Wu Assassins), Ludi Lin (Power Rangers, Aquaman) dan Max Huang (Time Raiders) pun tidak mengecewakan. Ketiganya mampu mencuri perhatian. Karakter Kung Lao menjadi favorit saya dengan gaya kung fu menggunakan topi besi sebagai senjatanya. Di luar itu dua aktor senior Tadanobu Asano (Battleship, The Blind Swordsman: Zatoichi) dan Chin Han (The Dark Knight, Contagion) mudah terlupakan akibat keterbatasan durasi kemunculan karakter dan perannya yang hanya mondar-mandir saja muncul di film.

Sutradara Simon McQuoid memang dihadapkan dengan tantangan besar saat menggarap Mortal Kombat ini apalagi dengan statusnya sebagai sutradara debutan. Tapi karyanya ini patut diapresiasi apalagi ternyata ia mampu bekerjasama dengan tim fighting coreography dan stuntman dalam menyuguhkan adegan aksi pertarungan yang ciamik. 

Sejauh mana kedekatan karakter film dengan video gimnya? Sebagai pengikut generasi awal Mortal Kombat, bisa saya bilang cukup memuaskan, kendati tidak ditonjolkan secara detail pose atau gerakan-gerakan khas dari masing-masing karakter untuk digunakan sebagai fan service, tetapi para penggemar gim-nya mungkin akan cukup puas melihat karakter-karakter Mortal Kombat di generasi-generasi awal seperti Lord Raiden, Sonya Blade, Sub Zero, Scorpion, Kano, Shang Tsung, Kung Lao, Jax, Goro dan Liu Kang dipadu dengan karakter-karakter relatif baru seperti Nitara, Mileena dan Kabal. Di akhir film, penonton pun disuguhkan teaser karakter favorit banyak orang lainnya yang akan muncul di sekuel Mortal Kombat ini, jika diberi lampu hijau produksi.

Kredit khusus patut diberikan kepada Joe Taslim, di peran ketiganya di Hollywood ini saya pikir perannya sebagai Sub Zero di Mortal Kombat ini adalah yang paling menonjol. Joe tampil sangar dan 'berdarah dingin' di sini. Meskipun karakternya satu dimensi tetapi sifat jahat Sub Zero terpampang jelas di raut wajah Joe di sepanjang film. Sebuah hasil yang membanggakan dan saya yakin akan semakin memperlebar jalan Joe Taslim dan aktor-aktor Indonesia lain di kancah industri perfilman Hollywood.   

Kesimpulan Akhir

Mortal Kombat versi terbaru garapan rumah produksi Atomic Monster bekerjasama dengan studio Warner Brothers ini memberikan sajian aksi laga yang baik kendati memiliki masalah serius dalam penulisan naskahnya. Fans video gimnya akan dipuaskan dengan karakter-karakter gim Mortal Kombat favorit mereka yang tampil dalam film berdurasi 110 menit ini. Sementara para penonton Indonesia pasti akan puas dengan penampilan garang Joe Taslim yang menjadi bagian terbaik dalam film Mortal Kombat ini.


Mortal Kombat | 110 Mins | Dir: Simon McQuoid | Script: Greg Russo, Dave Callaham | Story By: Oren Uziel, Dave Callaham | Cast: Lewis Tan, Joe Taslim, Hiroyuki Sanada, Tadanobu Asano, Chin Han, Ludi Lin, Max Huang, Jessica McNamee, Josh Lawson, Matilda Kimber, Laura Brent | Prod: Atomic Monster | Studio: Warner Bros.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

GITA CINTA DARI SMA (2023) – ADAPTASI PROGRESIF DARI ROMAN REMAJA TERHALANG RESTU

JOY RIDE (2023) – PETUALANGAN SERU, KOCAK & LIAR 4 CEWEK ASIA

COBWEB (2023) - HOROR KLASIK ATMOSFERIK BIKIN BERGIDIK