REVIEW MEMORY (2022) – LIAM NEESON MAKIN TUA, MAKIN BERINGAS

Sosok Liam Neeson adalah aktor langka di jajaran aktor ternama Hollywood berkat arah kariernya yang berubah 180 derajat dari aktor spesialis drama di kala muda, ke bintang laga justru saat usianya semakin senja. Film Taken menjadi titik balik perubahan karier Neeson tersebut hingga kini di usianya yang ke-70 tahun masih prima bermain di film action thriller bertajuk Memory.

Digawangi oleh sutradara berpengalaman Martin Campbell (Casino Royale, The Mask of Zorro), Neeson beraksi sebagai pembunuh bayaran dengan integritas tinggi yang berusaha membongkar sindikat perdagangan wanita dan anak-anak. Memory juga didukung aktor kawakan Guy Pearce, Ray Stevenson dan Monica Bellucci, sang primadona yang tetap menawan di usia senjanya.

Sinopsis

Pembunuh bayaran Alex Lewis (Liam Neeson) mengalami gejala lupa ingatan yang mengarah ke alzheimer sehingga sedikit banyak menghambat pekerjaannya. Dan kali ini sebuah pekerjaan yang menguji integritasnya membuat Alex terpaksa membatalkan sepihak, sehingga ia menjadi sasaran orang-orang yang menyewanya. Agen FBI Vincent Serra (Guy Pearce) yang sedang disibukkan dengan kasus perdagangan wanita dan anak di perbatasan Meksiko pun disibukkan dengan pembunuhan-pembunuhan yang terjadi di Texas.

Arah penyelidikan Vincent pun mengerucut pada sosok Alex yang sedang gigih berjuang meloloskan diri dari kejaran sindikat berbahaya dengan beking kuat yang dipimpin oleh Davana (Monica Bellucci), sembari melawan penyakit lupa ingatannya.

Ulasan

Kerap dicap sembarangan mengambil peran laga setelah beberapa kali membintangi film kelas B berjudul The Ice Road, Blacklight dan The Honest Thief, Liam Neeson nampaknya ingin mengobati kerinduan fansnya dengan membintangi film laga yang berkualitas dan ditangani oleh sutradara papan atas dalam sosok Martin Campbell.

Hasilnya memang sepadan, Memory menjadi sajian film thriller action yang mumpuni dan digarap dengan matang lewat pengalaman Campbell menyutradarai film-film blockbuster berbujet besar. Meskipun memiliki bujet minim dibanding film laga lain, namun film ini terlihat mahal berkat penggarapan Campbell dan kerja keras para kru dibalik film ini.

Film yang diadaptasi dari buku De Zaak Alzheimer karya Jef Geeraerts yang pernah difilmkan dengan judul sama oleh filmmaker Belgia Erik Van Looy (The Loft) ini diadaptasi naskahnya dengan gaya Hollywood oleh salah satu penulis serial The Punisher, Dario Scardapane.

Naskah yang membagi dua plot ceritanya dengan dua sentral karakter Alex dan Vincent ini berusaha keras untuk tampil seimbang. Namun terasa jelas bagian Neeson menjadi yang paling menonjol. Sayangnya judul Memory yang mengisyaratkan menjadi bagian penting film tidak terjelaskan dengan baik, dan hanya berimplikasi pada beberapa adegan saat Alex beraksi dan kurang memberikan dampak di klimaks film yang adem ayem saat Vincent berhasil memecahkan misteri yang ditinggalkan oleh Alex.

Kemampuan Campbell untuk mengeksekusi dramatisasi di poin penyakit alzheimer dan dampaknya ke konflik yang dihadapi Alex menjadi kekurangan utama, tetapi untungnya sama sekali tidak mengganggu adegan aksi yang beberapa kali dimunculkan dalam film. Alex sukses digambarkan sebagai pembunuh bayaran yang sangat jago dan tangguh dalam film ini.

Liam Neeson memberikan penampilan yang tidak jauh berbeda dengan peran-perannya di film laga lainnya, sementara Monica Bellucci (Irreversible, The Matrix Reloaded) terasa mubazir dipasang dalam film ini. Guy Pearce (LA Confidential, The Count of Monte Cristo) adalah bintangnya film ini dengan tampilannya yang lusuh dan menjadi agen FBI penuh integritas dengan masa lalu kelam.

Dari sisi teknis, Martin Campbell masih punya taji untuk menyutradarai film aksi dengan mata yang tajam di sisi artistik sehingga film berbujet minim ini terlihat mahal. Meskipun kemampuannya menjahit sisi dramatis film berkaitan dengan penyakit yang dialami sang karakter utamanya cenderung lemah, penyelidikan para agen FBI serta sejauh mana konspirasi para petinggi pada kasus trafficking tidak terjelaskan dengan baik, namun untung saja adegan laga dengan sedikit darah dan kesadisan bisa mengobati berbagai kekurangannya.

Kesimpulan Akhir

Memory menandai puncak karier Liam Neeson sebagai aktor laga yang semakin melandai di usia senjanya. Dengan sisa-sisa kemampuannya berlaga sebagai pembunuh bayaran tangguh dan jago, Neeson masih mampu tampil prima membongkar dan mengeksekusi satu per satu anggota sindikat perdagangan anak dan wanita.

Memory akan  tayang segera di bioskop Indonesia.

Memory |114 mins | Dir: Martin Campbell | Script: Dario Scardapane | Based on De Zaak Alzheimer book by Jef Geeraerts | Cast: Liam Neeson, Guy Pearce, Monica Bellucci, Ray Stevenson, Taj Atwal, Mia Sanchez | Prod By: Open Road Films, Black Bear Pictures, Briarcliff Entertainment, Welle Entertainment, Saville Productions, Arthur Sarkissian Productions

Komentar

Postingan populer dari blog ini

GITA CINTA DARI SMA (2023) – ADAPTASI PROGRESIF DARI ROMAN REMAJA TERHALANG RESTU

JOY RIDE (2023) – PETUALANGAN SERU, KOCAK & LIAR 4 CEWEK ASIA

COBWEB (2023) - HOROR KLASIK ATMOSFERIK BIKIN BERGIDIK