REVIEW GREENLAND (2020) - GAWAT!!! ASTEROID BESAR MENGANCAM KIAMAT DI BUMI!


Bicara tentang film tentang bencana, baik itu bencana alam, ataupun bencana yang disebabkan oleh manusia nampaknya tidak lepas dari film-film besar Hollywood yang pernah heboh seperti 2012, Titanic atau Armageddon. Kini sutradara Ric Roman Waugh bersama aktor kawakan Gerard Butler mencoba peruntungan mereka untuk berkolaborasi dalam sebuah film bergenre sejenis dengan judul Greenland.

Kerjasama keduanya setelah film Angel Has Fallen yang meraup sukses secara box office ini menjanjikan sebuah film bencana yang memiliki fokus pada perjuangan dramatis dan penuh emosi dari sebuah keluarga dalam perjuangan mereka untuk menyelamatkan diri. 

Sebelum pemutaran screening untuk media dan pemerhati film di Kota Kasablanka XXI pada hari sabtu 6 Maret 2021 lalu, dilangsungkan juga sebuah mini talkshow yang melibatkan komunitas Himpunan Astonomi Amatir Jakarta (HAAJ). Mini talkshow yang berlangsung seru ini memberikan gambaran apa yang akan terjadi seandainya peristiwa dalam film Greenland terjadi di dunia nyata. Seperti apa peristiwa jatuhnya asteroid dalam film Greenland? Saksikan filmnya saat tayang di bioskop Indonesia mulai hari rabu tanggal 10 Maret 2021.


Synopsys

Keluarga Garrity tengah menghadapi masalah karena John (Gerard Butler) dan Allison (Morena Baccarin) tengah pisah ranjang. Akan tetapi mereka berusaha memperbaiki hubungan mereka demi anak mereka yang mengidap diabetes, Nathan (Roger Dale Floyd). Sebuah peristiwa komet atau asteroid yang akan melintasi angkasa menyatukan keluarga Garrity yang mengadakan pesta barbekyu bersama teman dan tetangga mereka.

Malangnya, asteroid yang dinamakan Clarke tersebut ternyata tidak hanya melintas angkasa, melainkan jatuh ke bumi dan mengancam seluruh penduduk bumi. Sebuah pengumuman dari pemerintah ternyata memilih keluarga Garrity sebagai keluarga yang berhak mendapatkan tempat di bunker. Akan tetapi perjalanan John, Allison dan Nathan menuju bunker tidak semudah yang mereka kira. Pembunuhan, penculikan, penjarahan sampai ledakan-ledakan serta ancaman asteroid menyulitkan keluarga Garrity untuk menyelamatkan diri.

Review

Sutradara Ric Roman Waugh (Felon, Angel Has Fallen) nampaknya patut diperhitungkan sebagai sutradara yang memiliki kemampuan handal dalam menangani film ala blockbuster dengan bujet menengah ke bawah. Ia mampu menjadikan Greenland sebagai sebuah film bertema bencana dengan fokus utama pada perjuangan keluarga Garrity yang menegangkan. Efek visual yang biasanya menjadi momok bujet besar film-film bergenre sejenis terlihat diminimalisasi jumlahnya dengan menjadikan bencana sebagai latar belakang saja.

Penulis naskah, Chris Sparling (Buried) nampaknya juga berperan penting dengan kehandalannya menjaga tensi tinggi sepanjang durasi 119 menit film. Plot penculikan, demonstrari, penjarahan, kejar-kejaran sampai pembunuhan disisipkan dengan cermat sehingga mampu membuat penonton merasakan ketegangan sepanjang film. Cerdiknya lagi, sebuah ciri khas dalam film bencana, yaitu emosi yang dihasilkan dari simpati penonton kepada para karakter utama berhasil dieksploitasi dengan apik oleh Sparling. 

Peran penting ketiga karakter utama dalam meraih simpati penonton ini nampaknya berhasil ditampilkan dengan maksimal oleh Gerard Butler (300, Geostorm), Morena Baccarin (Deadpool, serial Homeland) dan aktor cilik, Roger Dale Floyd (Doctor Sleep). Butler yang pernah bermain dalam film bencana Geostorm menambah range aktingnya dengan berperan sebagai seorang ayah dan suami yang berusaha keras menyatukan dan menyelamatkan keluarganya. 

Sementara Baccarin juga mampu memberikan penampilan apik seorang ibu yang sangat menyayangi anaknya dan penuh ekspresi saat terpisah dari anak dan suaminya. Kredit lebih patut diberikan pada Roger Dale Floyd yang mampu mengimbangi dua aktor senior dalam perannya sebagai Nathan yang tegar dan berani meski memiliki penyakit bawaan. Penampilan singkat Scott Glenn (Alien, serial Daredevi) juga mampu memberi warna pada film produksi STX Films ini.

Dari segi teknis, meskipun dengan bujet menengah film ini berusaha memberikan efek visual yang meyakinkan dengan cara mengurangi jumlah dan skala proses terjadinya bencana. Sebagian besar bencana hanya ditampilkan efek setelah kejatuhan asteroid saja, terutama untuk di kota-kota besar. Sedangkan proses jatuhnya asteroid hanya dimunculkan di awal dan saat proses jatuhnya asteroid-asteroid kecil serta melalui layar monitor radar. Cara ini terbilang cerdik karena penonton masih bisa membayangkan skala bencana yang terjadi. 

Kekurangan dalam film ini mungkin terbilang minor dan memang ada kepentingannya dalam naskah, yaitu dari proses terpisahnya keluarga Garrity. Banyak hal-hal yang dapat dikatakan teledor yang dilakukan oleh para karakter utama, serta serba kebetulan yang terjadi sehingga mereka bisa sampai ke klimkas film. Memang tidak dapat sepenuhnya dikatakan sebagai kekurangan, tetapi efeknya bisa mempengaruhi penilaian akan film.

Final Verdict

Greenland adalah disaster movie yang masih menggunakan formula klasik tetapi fokus yang lebih dititikberatkan pada perjuangan keluarga Garrity untuk selamat menjadikan film ini terasa lebih emosional dan dramatis. Tegang, seru, keren dan penuh emosi adalah kesan yang didapatkan setelah menonton film ini. Penulis sampai terasa ingin memeluk anggota keluarga setelah menonton film ini. Sebuah pengalaman sinema yang apik ditampilkan oleh Greenland yang akan tayang di bioskop Indonesia mulai tanggal 10 Maret 2021

My Rate: 4/5 stars

Komentar

Postingan populer dari blog ini

GITA CINTA DARI SMA (2023) – ADAPTASI PROGRESIF DARI ROMAN REMAJA TERHALANG RESTU

JOY RIDE (2023) – PETUALANGAN SERU, KOCAK & LIAR 4 CEWEK ASIA

COBWEB (2023) - HOROR KLASIK ATMOSFERIK BIKIN BERGIDIK