REVIEW A QUIET PLACE PART II (2021) - MASIH MENCEKAM DENGAN DUA KALI ADEGAN AKSI LEBIH BANYAK DARI FILM PERTAMANYA


Mengingat film A Quiet Place  membawa ingatan saya pada sebuah pengalaman sinematik yang sangat berkesan pada tahun 2018 lalu. Film karya sutradara yang terhitung anyar, John Krasinski tersebut menjadi sebuah film horor thriller mencekam yang menjadi hits dengan raihan box office 341 juta dollar di seluruh dunia hanya dengan bermodalkan bujet 17 juta dollar saja.

Raihan laba nan mencengangkan tersebut membuat Paramount Pictures kembali membangun kerjasama dengan rumah produksi Platinum Dunes untuk melanjutkan kisah petualangan keluarga Abbott untuk bertahan hidup dan menyelamatkan diri dari ancaman monster buta yang sangat sensitif dengan suara. A Quiet Place Part II yang kembali disutradarai John Krasinski dan dibintangi oleh Emily Blunt, Millicent Simmonds, Noah Jupe dan Cillian Murphy direncanakan tayang di bioskop Indonesia mulai tanggal 26 Mei 2021.


Sinopsis

Tepat beberapa saat setelah menemukan cara untuk membunuh para monster, Evelyn Abbott (Emily Blunt) kabur menjauh dari rumahnya bersama putrinya Regan (Millicent Simmonds) serta putranya Marcus (Noah Jupe) serta putranya yang lain yang masih bayi. Perjalanan mereka yang tanpa arah membuahkan secercah harapan saat bertemu dengan Emmett (Cillian Murphy), kenalan Evelyn yang juga mencoba bertahan hidup meski anak dan istrinya sudah tiada.

Menyadari bahwa sembunyi bukanlah solusi terbaik, Regan memiliki solusi untuk mencari tempat yang aman, tetapi ia tahu Evelyn tidak akan setuju dan lebih mementingkan keselamatan anak-anaknya. Jalan satu-satunya bagi Regan adalah bertindak sendiri untuk mencari bantuan di tengah ancaman para monster yang memburu.

Ulasan
Apa sebenarnya yang menjadi formula kesuksesan film A Quiet Place terdahulu hingga meraih raihan box office berpuluh kali lipat dari biaya produksinya? Rasa-rasanya kombinasi dari gaya horor yang tidak biasa dan terhitung segar, yaitu dengan mengandalkan keheningan dipadukan dengan adegan yang menegangkan saat para karakter dihantui ancaman monster menjadi faktor besar. Bayangkan saja saat menonton film ini di dalam bioskop yang gelap, kedap suara dan hening, melihat adegan saat sang protagonis tengah sembunyi atau melarikan diri sambil berusaha tidak mengeluarkan suara sedikitpun. 


Saya selaku penonton di dalam bioskop pun reflek ikut-ikutan duduk hening dan terdiam berusaha untuk tidak mengeluarkan suara, bahkan untuk mengunyah pop corn sekalipun. Pengalaman yang sangat unik dan menegaskan betapa pengalaman menonton di bioskop itu tidak akan pernah bisa dikalahkan dengan hiburan home theater di rumah. Menurut saya inilah faktor penentu kesuksesan film A Quiet Place yang kini potensial mulai menjadi franchise menguntungkan berikutnya bagi Studio Paramount setelah franchise Mission Impossible. 

Beban berat dipanggul John Krasinski selaku sutradara dan inisiator proyek A Quiet Place Part II dengan banyaknya ekspektasi tinggi yang muncul menjelang perilisan film panjang ketiga Krasinski sebagai sutradara. Walaupun sutradara yang dikenal sebagai karakter Jim dalam serial The Office ini memiliki tugas yang lebih ringan karena tidak lagi merangkap sebagai pemeran utama, tetapi kariernya sebagai sutradara diuji di film ini. Apakah akan bisa melebih kualitas film sebelumnya secara kualitas dan raihan box office? Atau malah bernasib buruk?

Untungnya, bagi saya film A Quiet Place Part II adalah film yang secara kualitas mampu menandingi prekuelnya. Dimulai dari adegan flashback hari pertama para monster datang dan mulai menyerang sebuah kota di mana keluarga Abbott tinggal. Adegan ini efektif menjawab rasa penasaran akan asal-usul monster yang banyak ditanyakan para penontonnya sekaligus memperkenalkan karakter Emmett.


Dari adegan sebelum title card muncul tersebut film bergerak ke beberapa saat setelah akhir film pertama. Perjalanan keluarga Abbott mencari tempat tinggal baru dimulai dan mempertemukan mereka dengan Emmett yang hidup sebatang kara sepeninggal anak isterinya. Karakter Emmett dituliskan secara abu-abu dan sampai akhir film penonton dibuat menebak-nebak apakah ia baik atau jahat. 

Niat tersebut nampaknya dijalankan secara setengah-setengah di dalam naskah, karena ada sedikit usaha menampilkan kondisi mental Emmett yang terganggu, tetapi tidak pernah dikembangkan secara utuh. Perkembangan karakter Emmett menjadi salah satu kekurangan minor dalam film ini. Sebenarnya ada hal mengganggu lain, yaitu kebodohan-kebodohan kecil yang dilakukan oleh karakter Marcus, tetapi saya rasa masih bisa dimaklumi mengingat kelaziman dalam film horor bagi para karakternya untuk melakukan hal bodoh yang tidak beralasan demi memantik konflik atau tensi film.

Naskah yang ditulis sendiri oleh John Krasinski ini sangat baik dalam menjaga tensi, memberikan motivasi para karakter untuk tidak sekadar berdamai hidup dalam keheningan dan menaikkan kadar aksinya dua kali lebih banyak dari film pertama. Hanya dengan penambahan bujet menjadi 25 juta dollar saja, tim produksi mampu menampilkan lebih banyak kemunculan monster di layar. Hal ini sebenarnya bisa menjadi pisau bermata dua, karena seringnya kemunculan monster dapat menyebabkan si monster kehilangan sisi misteriusnya. 


Akan tetapi ini bukanlah sebuah masalah besar bagi saya, karena ini adalah film kedua. Sisi misterius monster buta dengan indera pendengar super sensitif ini sudah dieksploitasi di film pertama. Untuk film kedua justru saatnya menampilkan anatomi dari sang monster dengan lebih jelas. Hal paling brilian dalam naskah adalah di klimaks film. Kontribusi naskah dan kolaborasinya dengan editor Michael P. Shawver (Creed, Black Panther) menjadikan adegan klimaks dalam film ini sangat memuaskan. Dua plot yang berjalan beriringan secara cerdas disatukan dalam sebuah klimaks yang cerdik dan cemerlang.

Sisi tata suara kembali menjadi keunggulan teknis yang paling patut mendapatkan kredit lebih. Tim penata suara kembali memberikan arti dalam keheningan dan mampu mentransisikan dengan baik saat keheningan berubah menjadi kekacauan. Transisi yang halus dan enak didengar, bahkan jumpscare-nya pun ditata sedemikian rupa hingga tidak memekakkan telinga, pas untuk mengejutkan dan membuat detak jantung berdebar. 

Secara keseluruhan tidak ada masalah dari sisi teknis, semua sisi termasuk tata sinematografi Polly Morgan (Lucy In The Sky), musik gubahan Marco Beltrami (Ford v Ferrari, Logan) sampai desain produksi Jess Gonchor (Little Women, The Lone Ranger) dan tim visual dan spesial efek yang mampu bekerja maksimal memberikan film horor thriller sci-fi yang menegangkan dari awal sampai akhir durasi.


Sementara itu para aktor yang melanjutkan perannya masih bermain cemerlang dengan Millicent Simmonds (Wonderstruck) yang mendapat porsi lebih banyak dan lebih menguras emosi dalam perjalanan karakternya. Aktris tuna rungu tersebut mampu mencuri perhatian lebih dari Emily Blunt (Edge of Tomorrow, Mary Poppins Returns) dan Noah Jupe (Honey Boy, Wonder) Cillian Murphy (Sunshine, 28 Days Later) juga mampu memberikan suguhan akting berkualitas sebagai Emmett. Sayangnya Djimon Hounsou (Amistad, Blood Diamond) kurang diberikan kesempatan akibat durasi tampil yang minim. 
 
Sebagai catatan akhir apakah harus menyaksikan film pertamanya sebelum menonton A Quiet Place Part II? Bagi saya lebih baik untuk menonton A Quiet Place terlebih dahulu mengingat film kedua langsung melanjutkan adegan dari akhir film pertama. Tetapi jika tidak pun nampaknya tidak akan masalah, apalagi untuk penonton awam yang menikmati film yang seru dan menegangkan.

Kesimpulan Akhir

Memberikan sedikit jawaban momen kedatangan monster dan menyajikan ketegangan tanpa henti sejak awal  film, A Quiet Place Part II tidak hanya seru dan mencekam dalam 97 menit durasi, tetapi mampu memberikan klimaks yang memuaskan di akhir film. Sebuah hiburan yang dijamin akan memberikan pengalaman sinematik yang tidak kalah hebat dari film pertamanya, Anda bisa menyaksikan A Quiet Place Part II yang akan mulai tayang di bioskop mulai tanggal 26 Mei 2021.   

My Rate: 4/5 Stars

A Quiet Place Part II | 97 Mins | Dir & Script: John Krasinski | Cast: Emily Blunt, Millicent Simmonds, Noah Jupe, Cillian Murphy, Djimon Hounsou, John Krasinski | Genre: Horror, Thriller, Sci-Fi | Prod: Platinum Dunes, Paramount Pictures    

Komentar

Postingan populer dari blog ini

GITA CINTA DARI SMA (2023) – ADAPTASI PROGRESIF DARI ROMAN REMAJA TERHALANG RESTU

JOY RIDE (2023) – PETUALANGAN SERU, KOCAK & LIAR 4 CEWEK ASIA

COBWEB (2023) - HOROR KLASIK ATMOSFERIK BIKIN BERGIDIK