REVIEW MOONFALL (2022) – OUT OF THIS WORLD AND BEYOND IMAGINATION DISASTER MOVIE

Menyebut nama sutradara Roland Emmerich maka tidak akan lepas dari film-film bencana yang epik dan penuh kehancuran yang melibatkan alam, monster maupun makhluk luar angkasa. Independence Day, Godzilla, The Day After Tomorrow maupun 2012 yang kontroversial, adalah beberapa judul yang sempat sukses merajai tangga Box Office.

Setelah sempat beralih ke genre perang lewat film Midway, Emmerich kembali ke jalurnya lewat Moonfall yang kembali menjanjikan kehancuran maha dahsyat akibat bulan yang hendak jatuh menghantam bumi. Moonfall tayang di bioskop Indonesia mulai 2 Februari 2022.

Sinopsis

Sebuah peristiwa kontroversial 12 tahun silam saat berada di luar angkasa yang menyebabkan tewasnya salah satu awak, astronot Brian Harper (Patrick Wilson) ditetapkan sebagai pihak yang lalai dan dikenakan sanksi oleh NASA. Padahal Brian merasa bahwa ada makhluk asing yang menyerang mereka, sayangnya awak lain Jocinda (Halle Berry) tidak bisa memberikan kesaksian yang sama, dikarenakan pingsan saat tragedi itu terjadi. Kehidupan Brian pun hancur sejak saat itu, dibebastugaskan dari tugas sebagai astronot dan ditinggalkan oleh anak istrinya.

12 tahun kemudian, seorang ahli megastruktur dan penyuka konspirasi bernama KC Houseman (John Bradley) menemukan bahwa bulan berputar tidak sesuai orbitnya dan beresiko menghantam bumi dalam waktu dekat. Usaha KC untuk memberitahu NASA ternyata berbuah kegagalan dan anggapan kegilaan. KC pun mendapat ide untuk menemui Brian dan membagikan informasi yang dapat memicu kiamat tersebut ke sosial media. Kepanikan pun melanda dunia dan NASA yang kini dipimpin Jocinda merencanakan sebuah misi bunuh diri dan mengajak mantan rekannya Brian untuk mencoba mencari tahu apa yang terjadi dengan bulan dan mengembalikan bulan pada orbitnya.

Ulasan

Ekspektasi yang selalu disesuaikan saat menonton film Emmerich adalah sebuah keharusan. Formula yang sama di tiap film-film bencananya hampir selalu digunakan, termasuk dalam film Moonfall ini. Bermula dari seorang ahli yang menemukan sebuah resiko, mencoba memberitahu pemerintah, dianggap gila, lalu pemerintah mencoba merancang misi, para pelaksana misi diberikan latar belakang keluarga sebagai dramatisasi cerita, dan voila, misi dijalankan dengan keluarga yang ditinggalkan menghadapi masalahnya masing-masing.

Formula itulah yang menjadikan seorang Roland Emmerich sutradara yang khas dan memiliki nama besar. Kali ini pun formulanya diulang dengan beberapa penyesuaian di beberapa bagian. Pemerintah kini tanpa tedeng aling-aling, hanya akan membom bulan dengan nuklir tanpa mendengarkan penjelasan para ahli. Sementara NASA tidak dilibatkan lagi dan terpaksa bertindak sendiri menjalankan misi untuk mengembalikan bulan ke orbitnya sebelum bom nuklir tersebut meledak.

Dengan penulisan naskah yang dibantu Harald Kloser (2012, 10,000 BC) dan Spenser Cohen (Extinction), Emmerich mengeksekusi naskah formulaiknya dengan gaya yang tidak jauh berbeda dengan film-film bencana miliknya dulu. Ada yang membedakan tentunya, yaitu sebuah twist di babak ketiga film yang agak melenceng dan berbeda, dalam artian Emmerich bermain-main secara kreatif (baca: liar) dan keluar dari ‘orbit’, di mana Emmerich biasanya berpegang pada sains.  

Babak pertama dimaksimalkan dengan baik untuk mengenalkan para karakter termasuk sosok villainnya. Karakter Brian, Jo dan KC mendominasi dengan Brian mencoba memperbaiki hubungannya dengan sang anak Sonny (Charlie Plummer) yang bengal sehingga terancam dipenjara, juga dengan istrinya Brenda (Carolina Bartczak) dengan suami barunya Tom (Michael Pena). Sementara KC diperkenalkan sebagai anak semata wayang dari seorang penderita dementia Elaine (Kathleen Fee).

Untuk Jo, karakter mantan suaminya Doug (Eme Ikwuakor) menjadi karakter penting sebagai seorang Jendral petinggi militer yang menentukan keputusan membom bulan. Sementara putranya Jimmy (Zayn Maloney) dan pengasuhnya Michelle (Wenwen Yu) menjadi bagian dramatisasi keluarga yang menyentuh di akhir film.

Pondasi kokoh yang diletakkan di babak pertama film dilanjutkan dengan babak kedua yang terasa seperti sketsa dengan kesinambungan adegan yang kurang terjaga. Usaha NASA memulai misi dengan berbagai adegan montages digarap kurang atraktif dan minim adegan ringan pencair suasana tegang. Karakter KC Houseman terlalu dibebani sendirian sebagai pencair suasana. Pun begitu informasi-informasi tentang apa yang terjadi dijelaskan dengan baik dan gamblang untuk memberikan jalan bagi babak ketiga yang mengejutkan.

Petunjuk-petunjuk yang disebar sejak awal tentang twist film ini sebenarnya cukup, hanya saja “siapa” yang ada di balik itu terasa tiba-tiba tanpa adanya petunjuk sama sekali. Twist tentang mengapa dan siapa ini penulis duga akan menjadi perdebatan sekaligus penentu apakah seorang penonton menyukai atau justru membenci film ini. Penulis sendiri tidak keberatan dan berkat ekspektasi yang sudah disiapkan untuk sekadar menonton film seru-seruan ala Emmerich saja.

Dari sisi teknis, teknologi CGI dalam Moonfall terasa ketinggalan dibanding film 2012 yang rilis tahun 2009 lalu. Berbagai kehancuran yang ditampilkan banyak terjadi dalam suasana gelap dan tidak terlihat sinematik. Walaupun sebenarnya masuk akal mengingat kehancuran yang ada itu akibat bulan hendak jatuh, yang mengakibatkan suasana gelap, namun tetap saja detail-detailnya tidak digarap seperti layaknya film dengan bujet 150 juta dolar.

Di luar aspek CGI, semua bekerja dengan baik, dengan kredit lebih pada tata artistik dan tata suara yang menggelegar. Kualitas akting pemain juga cukup baik dengan John Bradley, si Samwell dalam serial Game of Thrones jadi pencuri perhatian dalam film berdurasi 120 menit ini. Patrick Wilson (The Conjuring, Insidious) dan Halle Berry (Catwoman, Monster’s Ball) sebagai dua nama besar juga mampu memberikan penampilan berkesan.

Akhir kata, ada anggapan bahwa saat menonton film fiksi ilmiah, perasaan tidak masuk akal harus dipinggirkan dahulu, namun untuk film ini rasa-rasanya terlalu banyak adegan tidak masuk akal yang melebih batas sehingga berada pada level mengada-ada, termasuk twistnya. Ini adalah hal yang harus diantisipasi sebelum menonton film ini.

Kesimpulan Akhir

Lewat Moonfall, sutradara Roland Emmerich comeback dengan memproduksi film bencana yang menjadi ciri khasnya. Penuh kehancuran yang menghibur sejak menit pertama, dilengkapi dengan unsur keluarga yang menyentuh, film Moonfall akan menjadi sebuah film epik yang akan menghibur sekaligus memberikan pengalaman tak terlupakan dengan twist yang out of this world, bahkan beyond imagination!

My Rate: 3,5 out of 5 stars

Moonfall | 120 mins | Dir: Roland Emmerich | Screenplay: Roland Emmerich, Harald Kloser. Spenser Kohen | Cast: Patrick Wilson, Halle Berry, John Bradley, Yu Wenwen, Michael Pena, Charlie Plummer | Production: Lionsgate, H Brothers

Komentar

Postingan populer dari blog ini

GITA CINTA DARI SMA (2023) – ADAPTASI PROGRESIF DARI ROMAN REMAJA TERHALANG RESTU

JOY RIDE (2023) – PETUALANGAN SERU, KOCAK & LIAR 4 CEWEK ASIA

COBWEB (2023) - HOROR KLASIK ATMOSFERIK BIKIN BERGIDIK