SHE SAID (2022) – KISAH INVESTIGASI SKANDAL YANG MIRIS DAN MENCENGANGKAN

Membicarakan skandal di Hollywood memang tidak ada habisnya, apalagi yang berkaitan dengan kekerasan seksual. Beberapa tahun lalu, salah satu produser besar Hollywood, Harvey Weinstein, menjadi salah satu tokoh besar Hollywood yang menjadi tersangka kekerasan seksual yang banyak diungkap oleh beberapa aktris ternama seperti Rose McGowan dan Ashley Judd serta beberapa karyawannya di Miramax Studio, produsen film-film berkualitas seperti Scream, Pulp Fiction, dll.

Lewat kisah investigasi jurnalistik yang dilakukan oleh jurnalis New York Times, Jodi Kantor & Megan Twoehy dalam mengungkap kebenaran pahit yang selama ini disembunyikan oleh banyak pihak berkuasa diangkat ke dalam sebuah film bertajuk She Said. Dibintangi duet aktris hebat dalam sosok Carey Mulligan dan Zoe Kazan, She Said tayang di bioskop Indonesia mulai 25 November 2022.

Beberapa bulan setelah melahirkan anaknya disertai kekecewaan setelah gagal memberi pengaruh pada skandal seks yang melibatkan Donald Trump hingga sang capres tersebut naik menjadi presiden, Megan Twohey (Carey Mulligan) merasa harus memulai kerjanya di kasus yang tengah diselidiki rekannya Jodi Kantor (Zoe Kazan). 

Bermula dari kisah yang Jodi dapatkan berkaitan masa lalu Rose McGowan, aktris muda di film Scream yang pernah menceritakan pengalaman buruknya dengan Harvey Weinstein dan berujung pada kesepakatan damai demi menutup mulut korbannya, Jodi merasa ini bukan satu-satunya kasus yang melibatkan Harvey. Dibantu Megan dan dukungan penuh para editor di New York Times, Jodi pun mengumpulkan kesaksian para korban dengan beban berat untuk meyakinkan bahwa apa yang mereka lakukan akan berpengaruh demi masa depan kehidupan dan keamanan para wanita di tempat kerja.

Kekuasaan dan Uang Sanggup Menutup Skandal

Menonton She Said yang memiliki durasi lebih dari dua jam dengan sebagian besar berisikan usaha para jurnalis mengumpulkan kesaksian para korban adalah salah satu bentuk horor yang lebih mengerikan dari film-film horor yang menjual jumpscare dan atmosfer kelam. Rasa takut para korban untuk bercerita dan berharap dipercaya plus mendapatkan keadilan menjadi ketakutan yang beralasan mengingat belum sampai 6 tahun yang lalu kasus-kasus kekerasan seksual masih belum dianggap penting oleh perangkat undang-undang maupun pihak yang berwajib. 

Diceritakan bahwa kerja dua jurnalis ini adalah salah satu yang memantik gerakan Me Too Movement yang mengupas dan menguliti seluruh kasus-kasus skandal besar sekaligue membuka mata dunia untuk lebih peduli pada kasus kekerasan seksual di tempat kerja. Kasus-kasus pelecehan dan kekerasan seksual waktu itu dianggap sebagai kasus yang sulit dibuktikan dengan pembuktian yang umumnya terjadi adalah antara percaya pada keterangan korban atau keterangan pelaku. Kini semua pola penanganan kasus tersebut berubah dan bergerak lebih progresif.

Film ini dengan baik menyampaikan ketakutan itu. Para korban yang bercerita dengan air mata mengalir, rasa takut dituntut balik oleh pelaku yang lebih berkuasa, dan rasa tidak percaya pada perangkat hukum membuat film terasa mencekam dan pedih mengiris hati.


Film yang diarahkan sutradara perempuan asal Jerman Maria Schrader (I’m Your Man, Liebesleben) dan ditulis oleh penulis naskah film peraih oscar film asing terbaik 2014 Ida, Rebecca Lienkiewicz. Gaya tutur yang memakai banyak adegan saat Jodi dan Megan mencari dan mewawancarai narasumber serta berdiskusi dengan para editor di kantor ini dipadukan dengan beberapa momen narasi kesaksian para korban. Ashley Judd, sebagai salah satu korban juga turut tampil berperan sebagai diri sendiri menceritakan kasus yang ia alami.

Dalam film ini penonton diberikan contoh penggambaran kerja jurnalistik secara komprehensif dalam menulis sebuah kasus besar yang melibatkan orang besar dan berkuasa. Meskipun bergenre drama, film ini mampu memberikan kesan mencekam melihat dua jurnalis bekerja dan mendengar kesaksian para korban. Meskipun begitu film terasa bertele-tele di beberapa bagian, kurang terasa lincah dalam transisi tiap suntingan sehingga film akan terasa melelahkan di beberapa bagian saat intensitas mengendur.

Dua aktris pemeran utama Carey Mulligan (An Education, Drive, Shame) dan Zoe Kazan (Ruby Sparks, The Big Sick). Keduanya mampu menampilkan kegigihan jurnalis dalam mengorek berita, kerapuhan dan empati saat mendengarkan cerita korban, sekaligus tampil tangguh menghadapi ancaman dan kecaman pelaku yang memiliki kuasa. 

Watch it or Not?

She Said akan memberikan pengalaman sinematik unik menyaksikan cara kerja investigasi jurnalistik yang komprehensif dalam menangani kasus besar. Pilu, pedih, menyayat hati sepanjang film saat mendengarkan kisah para korban, tapi perasaan lega muncul mengingat di kisah nyata sang predator Harvey Weinstein sudah mendapatkan hukuman penjara dari pengadilan.

She Said tayang mulai 25 November 2022 di bioskop Indonesia.

My Rate: 4/5 stars

Komentar

Postingan populer dari blog ini

GITA CINTA DARI SMA (2023) – ADAPTASI PROGRESIF DARI ROMAN REMAJA TERHALANG RESTU

JOY RIDE (2023) – PETUALANGAN SERU, KOCAK & LIAR 4 CEWEK ASIA

COBWEB (2023) - HOROR KLASIK ATMOSFERIK BIKIN BERGIDIK