GODZILLA: KING OF THE MONSTERS (2019) - PERTARUNGAN EPIK GODZILLA MELAWAN PARA MONSTER


Godzilla adalah sosok monster atau kaiju hasil produksi industri perfilman Jepang buah kolaborasi dari produser Tomoyuki Tanaka, ahli spesial efek Eiji Tsuburaya, dan sutradara film Ishiro Honda yang menyutradarai film Godzilla pertama di dunia berjudul, Gojira yang merupakan paduan dari dua kata Gorilla dan Kujira yang berarti paus.

Godzilla merupakan karakter kaiju yang berarti monster dalam bahasa Jepang, diciptakan merespon masa sulit negara Jepang yang mengalami trauma bahaya nuklir pasca perang dunia kedua. Berbagai interpretasi film dari Jepang maupun Hollywood telah dibuat semenjak kemunculan perdana godzilla di tahun 1954. Kali ini melanjutkan kisah film Godzilla (2014) dan Kong: Skull Island (2017), semesta film monster dimulai kembali lewat film Godzilla: King of The Monsters yang akan rilis di seluruh bioskop Indonesia mulai 29 Mei 2019.

Sinopsis

Film dibuka dari sebuah peristiwa dalam film Godzilla (2014) dimana sebuah keluarga yang terdiri dari Mark Russel (Kyle Chandler) bersama istrinya Emma (Vera Farmiga) dan putri mereka, Madison mencari putra mereka Andrew yang hilang ditengah reruntuhan gedung hasil pertarungan Godzilla melawan monster lain.

Film lalu bergerak beberapa tahun kemudian di mana keluarga Russel mengalami krisis akibat peristiwa hilangnya Andrew. Emma yang bekerja untuk Monarch, sebuah institusi yang mencoba 'menjinakkan' para monster yang ada di bumi, sedang mengembangkan sebuah alat pemancar frekuensi untuk membuat para monster tenang dan jinak. Saat alat tersebut berhasil membuat monster bernama Mothra, mendadak sebuah organisasi teroris menyerbu Monarch dan merebut alat milik Emma beserta Emma dan Madison (Millie Bobby Brown).

Mark yang dikabari soal penculikan itu buru-buru menekan Dr. Serizawa (Ken Watanabe), selaku pimpinan Monarch, untuk segera beraksi membebaskan Madison dan Emma. Sayangnya langkah mereka terhambat oleh kehadiran raja para monster berbentuk naga berkepala tiga dengan julukan King Ghidorah yang membawa kehancuran dimanapun ia berada.


Rupa-rupanya kebangkitan King Ghidorah merupakan campur tangan organisasi teroris yang menculik Emma dan Madison. Tidak hanya King Ghidorah, monster lain yang tidak kalah sadisnya pun bangkit dari persembunyian mereka demi menemui raja mereka. Pertarungan sengit antara Godzilla dan para monster pun tidak bisa dihindarkan lagi.

Ulasan

Hollywood dianggap gagal kala membuat adaptasi Godzilla di tahun 1998. Film tersebut dihujani berbagai cercaan akibat cerita film yang tidak merepresentasikan semangat dan tujuan utama dari penciptaan karakter monster kadal nuklir ini. Usaha remake keduanya di tahu 2014 memang cukup berhasil, tapi elemen horor dan thriller yang digunakan masih belum terasa cukup bagi para penggemar karakter Godzilla.

Kekecewaan mereka terbayarkan dalam film ini. Godzilla: King Of The Monsters seakan memuaskan dahaga para pecinta Godzilla dengan memberikan pertarungan antar kaiju yang epik, megah, brutal dan tanpa basa-basi. Tanpa meninggalkan karakter manusia yang tetap berkontribusi menggerakkan plot, para pembuat film ini tahu luar-dalam mengenai karakter Godzilla dan memanfaatkan aksinya dengan baik untuk membuat penonton berteriak kegirangan.
Sutradara Michael Dougherty (Krampus) kelihatan sudah membawa Godzilla dan universenya ke arah yang benar. Ia sangat tahu karakter apa yang ia tangani dan memperlakukan para kaiju dengan respek yang sangat tinggi. Pertarungan-pertarungan yang ada dapat membuat anda menahan napas apalagi saat mendengar teriakan Godzilla, King Ghidorah, dan Rodan yang memekakkan telinga di tengah baku hantam mereka.

Sisi akting tidak ada yang menonjol kecuali aktris muda, Millie Bobby Brown (Stranger Things). Karakter Madison dibawakan dengan baik olehnya. Sama sekali tidak terasa kecanggungan saat harus berakting menghadapi para aktor senior. Antagonis manusia yang disematkan pada si pemimpin organisasi teroris diperankan oleh Charles Dance (Game of Thrones) yang lewat penampilan singkatnya mampu memberikan aura bengis dan menyebalkan.

Sisi teknis tidak terasa ada kekurangan kecuali pada pencahayaan gelap di hampir keseluruhan film, terutama di adegan pertarungan kaiju. Ini sepertinya langkah yang harus dipilih mengingat besarnya porsi efek CGI yang akan terasa tidak natural jika latar film terang-benderang. Departemen lainnya berperan baik apalagi tata musik dan tata suara yang megah dan menggelegar.

Kesimpulan Akhir

Sebagai sebuah film bergenre action fantasy dipadukan dengan genre disaster, film Godzilla: King of The Monsters sukses menunaikan tugasnya dalam memberikan  pertarungan epik dan megah Godzilla dalam melawan para monster yang berniat menghancurkan bumi. Bukan film yang kuat dari sisi plot, namun sebuah film yang menandakan penghormatan hollywood kepada karakter monster legendaris asal Jepang bernama Godzilla.

Rating: 4 dari 5 bintang

Godzilla: King Of The Monsters | 131 menit | Dir: Michael Dougherty | Script: Michael Dougherty, Zach Shields | Cast: Kyle Chandler, Vera Farmiga, Millie Bobby Brown, Thomas Middleditch, Sally Hawkins, Charles Dance, Bradley Whitford, Ken Watanabe, Ziyi Zhang, O'Shea Jackson Jr, Aisha Hinds

Komentar

Postingan populer dari blog ini

GITA CINTA DARI SMA (2023) – ADAPTASI PROGRESIF DARI ROMAN REMAJA TERHALANG RESTU

JOY RIDE (2023) – PETUALANGAN SERU, KOCAK & LIAR 4 CEWEK ASIA

BEAUTIFUL DISASTER - FILM ROMAN DEWASA YANG RENYAH & MENGHANYUTKAN