REVIEW FILM ANGRY BIRDS 2 (2019) - SINERGI PARA BURUNG DAN BABI MELAWAN ANCAMAN KAWANAN ELANG


Game Angry Birds keluaran Rovio Entertainment sudah dibuatkan versi filmnya di tahun 2016 yang diproduksi oleh Sony Pictures Animation dan memperoleh pemasukan box office sebesar 352 juta dollar dengan biaya produksi mencapai 73 juta dollar. Bukan keuntungan yang besar sebenarnya, namun melihat potensi dan pangsa pasar anak-anak, rasa-rasanya keputusan untuk membuat kisah lanjutannya masih masuk akal dengan harapan meraup keuntungan yang lebih besar.

Film yang mengambil judul sederhana, The Angry Birds Movie 2 kini disutradarai oleh Thurop Van Orman dan masih disuarakan oleh para pengisi suara film pertamanya yaitu, Jason Sudeikis, Josh Gad, Danny McBride dan Peter Dinklage, serta menggunakan jasa para pengisi suara karakter baru Leslie Jones, Awkwafina, Rachel Bloom, dan lain-lain. The Angry Birds Movie 2 direncanakan rilis di Indonesia mulai tanggal 16 Agustus 2019.


Sinopsis

Red (Jason Sudeikis) menikmati hari-harinya sebagai pahlawan di Pulau Burung. Bersama sahabatnya Chuck (Josh Gad) yang bisa bergerak secepat kilat dan Bomb (Danny McBride) sang ahli peledak, mereka banyak dielu-elukan oleh para penduduk seantero pulau dan diidolakan anak-anak burung. Perseteruan dengan para babi di Pulau Babi pimpinan Leonard (Bill Hader) pun masih terjadi dengan trio Red, Chuck dan Bomb berada di garda terdepan.

Kini, mendadak Leonard mengajukan pakta damai demi bisa bekerjasama dengan Red dkk untuk melawan ancaman serius dari sosok kawanan elang pimpinan Zeta (Leslie Jones). Para Elang yang tinggal di pulau Elang yang tengah diselimuti es tersebut memimpikan bisa merebut Pulau Babi dan Pulau Burung yang beriklim tropis. 

Menyadari kekuatan dari para elang, Red dan Leonard pun memutuskan untuk merekrut tenaga tambahan dalam sosok Mighty Eagle (Peter Dinklage), seekor elang yang direncanakan sebagai penyusup dan adik Chuck, Silver (Rachel Bloom), seekor burung betina yang jenius dan banyak akal. Tim yang sudah lengkap pun memulai misinya untuk melawan kawanan elang penjajah tersebut.


Ulasan

Membuka film dengan perseteruan para burung dan babi lalu menghadirkan konflik "musuh bersama" yang harus dihadapi bukanlah sebuah premis yang baru dan cenderung usang. Namun jika dieksekusi tepat dengan gaya penceritaan dan kontekstual di zamannya maka film The Angry Birds Movie 2 ini akan menjadi sajian yang segar.

Sayangnya awal film dibuka dengan adegan yang kurag enerjik dan cenderung tidak menarik, meskipun berguna untuk memperkenalkan karakter dan kondisi para karakter pasca akhir kejadian di film pertamanya. 10 menit pertama film benar-benar berjalan menjemukan. Untungnya setelah kemunculan perdana Zeta, film bergerak ke arah lucu dan menyenangkan. Kelucuan dramatis kondisi pulau elang yang penuh es dimunculkan dalam montase kocak dengan musik nostalgia yang apik. 

Setelahnya, tensi film makin tereskalasi dan berjalan menghibur hingga klimaks film. Plot perdamaian Leonard dengan Red, rekrutmen anggota baru serta proses perencanaan berlangsung atraktif dengan pemilihan plot dan adegan yang tepat. Sebagai penyeimbang, film juga menghadirkan subplot petualangan lucu tiga anak burung imut yang sibuk mencari dan mendapatkan telur-telur burung yang tidak sengaja lepas dari pengawasan mereka. 


Sutradara Thurop Van Orman yang berpengalaman menyutradarai serial-serial TV animasi macam The Powerpuff Girls dan Adventure Time bisa dibilang cukup sukses menerapkan gaya komedinya dalam film The Angry Birds Movie 2 ini. Memang komedi, punchline, kelakar dan gaya slapstick-nya terasa receh dan sederhana. Tapi setidaknya tidak terkesan murahan dan cringy, mengingat sasaran penontonnya adalah anak-anak. Meskipun begitu, Orman dan para penulis naskah juga menyelipkan sebaran lelucon dan musik-musik nostalgia buat penonton dewasa. Salah satunya adalah dimasukkannya lagu I Don't Wanna Wait milik Paula Cole yang menjadi soundtrack serial TV Dawson's Creek dalam sebuah adegan flashback yang kocak bagi yang paham. Agak segmented dan cenderung lekat dengan budaya pop Amerika memang, tapi setidaknya lucu buat saya.

Trio Peter Ackerman, Eyal Podell dan Jonathon E. Stewart selaku penulis naskah bisa dibilang cukup mampu memberikan naskah yang baik diluar 10 menit awal film yang lemah. Keputusan memasukkan subplot tiga anak burung pun cukup berhasil mengalihkan perseteruan burung & babi versus elang. Kesan dua plot yang 'tidak nyambung' pun berhasil dipatahkan di adegan klimaks yang dramatis, sekaligus menanamkan pesan tersirat "semua orang bisa menjadi pahlawan".

Departemen produksi berhasil meningkatkan kualitas animasi meskipun bujet produksi dikurangi menjadi 65 juta dollar saja. Dengan karakterisasi yang sama dengan di game-nya, termasuk para karakter baru. Sisi artistik pun memberikan gambar warna-warni yang menarik pada latar belakang set di dalam film. Film terasa penuh warna yang memanjakan mata penonton dan akan menarik perhatian anak-anak sebagai sasaran utama.


Sisi pengisi suara tidak ada yang menonjol selain si pemilik suara Zeta, Leslie Jones. Ciri khas Leslie yang terkenal sebagai komedian kulit hitam wanita yang pernah muncul di dalam film reboot/remake Ghostbusters (2016) memberikan warna tersendiri pada karakter Zeta yang jahat namun memiliki masa lalu yang multidimensi.

Kesimpulan Akhir 

Melanjutkan kisah perseteruan para burung dan babi dari film pertamanya, film The Angry Birds Movie 2 memberikan plot konflik musuh bersama yang atraktif dengan lelucon dan gaya komedi slapstick yang sederhana tapi sebagian besar mengena. Meskipun agak lambat di 10 menit awal namun eskalasi tensi film terjaga setelahnya. Pembagian proporsional plot utama dengan sub plot pun berlangsung dengan baik dan membuat film berdurasi 96 menit ini berpotensi memberikan hiburan segar dan menyenangkan untuk anak-anak dan seluruh keluarga.

My Rate: 3,5 out of 5 Stars

The Angry Birds Movie 2 | Dur: 96 mins | Dir: Thurop Van Orman | Script: Peter Ackerman, Eyal Podell, Jonathon E. Stewart | Voice Casts: Jason Sudeikis, Josh Gad, Danny McBride dan Peter Dinklage, Leslie Jones, Awkwafina, Rachel Bloom | Rovio Entertainment & Sony Pictures Animation

Komentar

Postingan populer dari blog ini

GITA CINTA DARI SMA (2023) – ADAPTASI PROGRESIF DARI ROMAN REMAJA TERHALANG RESTU

JOY RIDE (2023) – PETUALANGAN SERU, KOCAK & LIAR 4 CEWEK ASIA

COBWEB (2023) - HOROR KLASIK ATMOSFERIK BIKIN BERGIDIK