KOALA KUMAL (2016)

Director: Raditya Dika
Cast: Raditya Dika, Sheryl Sheinafia, Acha Septriasa, Cut Mini, Nino Fernandez, Anggika Bolsterli, Ernest Prakasa, Dwi Sasono, Dede Yusuf.
Genre: Drama Comedy
Produksi: Starvision 




Lebaran tahun 2016 bener-bener memanjakan penonton dengan film  Indonesia yang berkualitas. Agak mengherankan kalau misalnya film Indonesia masih saja dipandang sebelah mata oleh para penonton lokal. Salah satu film yang bisa mengubah pandangan tersebut adalah film ini, Koala Kumal.

Alkisah, Dika (Raditya Dika), seorang penulis buku komedi yang sedang mempersiapkan pernikahannya dengan Andrea (Acha Septriasa) dikejutkan dengan pemutusan hubungan sepihak yang dilakukan oleh Andrea kepadanya dengan alasan jatuh cinta dengan pria lain bernama James (Nino Fernandez). Dika yang patah hati terus menerus selama setahun dan terus berusaha dijodohkan oleh sang ibu (Cut Mini) lalu bertemu dengan sesosok perempuan bernama Trisna (Sheryl Sheinafia) yang sinis terhadap apa yang dinamakan Cinta. Adegan 15 menit awal sebagai pondasi film ini sangat lucu dan segar. Bahkan hal kecil semacam ironi nama Trisna yang dalam bahasa jawa artinya cinta saja sudah sangat lucu. Setidaknya bagi saya

 

Pertemuan Dika dan Trisna pun menjadi awal perjalanan Dika untuk move on dari Andrea. Sikap skeptis dan sinis Trisna dalam memandang cinta ini sedikit banyak membantu Dika, namun tidak jarang juga merugikan, terutama saat mengalami kejadian yang tidak mengenakkan saat melakukan blind date dengan wanita yang dikenal secara online. Bantuan Trisna kepada Dika ternyata sangat total, dan ternyata Trisna memiliki alasan tertentu dibalik itu. Di tengah usaha move on yang tengah Dika lakukan, kemunculan kembali Andrea ternyata menjadi masalah baru buat Dika. Masalah pun makin pelik manakala Trisna ternyata menyimpan dendam terhadap cinta, yang berdampak fatal terhadap hubungannya dengan Dika.

Sebagai seorang filmmaker muda, Raditya Dika banyak menghasilkan karya yang fenomenal dalam hal raihan penonton. Memang tidak semua berkualitas sama baik, namun setidaknya signature Dika sebagai penulis komedi dengan eksposisi dan eksplorasi materi yang sangat kekinian di dunia remaja sangat menyegarkan dan menginspirasi.




Khusus dalam film ini peran Dika sebagai Aktor, Penulis sekaligus Sutradara patut diacungi jempol. Dengan kualitas produksi apik yang menghasilkan gambar-gambar yang tidak hanya estetik secara visual, tapi juga bermakna tanpa harus menggunakan kata. Contohnya saat menggambarkan kesendirian Dika setelah putus, adegan Dika mencuci baju dan makan malam di dapur dekat microwave itu sangat efektif. Dengan durasi 20 detik bisa tergambarkan kesendiriannya, tanpa harus curhat dan bawel, tanpa harus bermimik sedih, bahkan tanpa iringan lagu berlirik galau. Salut. 

Dari sini alur cerita juga mengalir dengan baik walau beberapa kali menggunakan adegan pengandaian juga flashback. Terlihat sekali Dika amat menguasai materi cerita film ini (ya iyalah, nulis dan direct juga hehe). Apresiasi lebih patut diberikan dalam hal fokus beliau dalam berakting sambil mengarahkan film ini. Sisi akting sama sekali tidak ada yang mengecewakan. Dari mulai aktor berpengalaman macam Cut Mini, Dede Yusuf, Dwi Sasono, Acha dan Nino, sampai ke pendatang baru macam Anggika Bolsterli dan beberapa cameo stand up comedian rekan-rekan Dika bermain sangat baik. terutama Cut Mini dan Acha yang bermain menonjol dan berhasil in charge untuk beberapa situasi drama. Dika sendiri bermain seperti apa adanya dirinya.


Tapi, Sheryl Sheinafia yang tampil sangat luar biasa dalam film perdananya ini. Super keren. Padahal karakter Trisna itu sebenarnya sangat sulit diperankan, sebagai seorang yang skeptis namun likeable. Sering memunculkan ide-ide yang absurd, bikin sebel dan gemas, tapi tetap manis dan ceria di depan Dika walaupun menyimpan misteri di dalam kesendiriannya. Sebuah debut akting yang istimewa, terlihat effortless dan memorable. 

Kekurangan film saya pikir sangat minor dan klise dalam hal beberapa joke yang sedikit miss. Bukan karena tidak lucu, namun lebih karena sudah usang dan kurang terdeliver dengan baik. Tapi itu sangat minor. Mampu ditutupi dengan alur cerita yang lincah, jokes lainnya yang sangat lucu dan akting Sheryl tentunya.


Singkatnya Koala Kumal sangatlah menghibur. Kiahnya dalam namun santai, sederhana tapi cerdas. Memiliki potensi besar untuk menohok dan menginspirasi penonton yang sepertinya banyak mempunyai kesamaan cerita yang universal di seputar cinta, yaitu tentang menghadapi, melupakan dan memulai kembali cinta.


Rate: 4 outta 5 stars



Komentar

Postingan populer dari blog ini

GITA CINTA DARI SMA (2023) – ADAPTASI PROGRESIF DARI ROMAN REMAJA TERHALANG RESTU

JOY RIDE (2023) – PETUALANGAN SERU, KOCAK & LIAR 4 CEWEK ASIA

BEAUTIFUL DISASTER - FILM ROMAN DEWASA YANG RENYAH & MENGHANYUTKAN